OJK Catat Pertumbuhan Perbankan Syariah 37,4%
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad hadir menjadi pembicara dalam pertemuan tahunan Islamic Development Bank (IDB) ke-39 yang berlangsung di Jeddah 23-26 Juni.
Pertemuan Tahunan IDB ini rutin diselenggarakan tiap tahun, dan kali ini diadakan di Jeddah bersamaan dengan perayaan ulang tahun IDB ke 40 dan dibuka oleh Putra Mahkota Saudi Arabia–Salman bin Abdulaziz.
Pada kesempatan ini Muliaman D Hadad diminta sebagai pembicara dalam dua seminar yang menyertai Pertemuan Tahunan IDB ke 39 tersebut, untuk memaparkan perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Seminar ini mempertemukan para pakar termasuk perwakilan dari multilateral, organisasi internasional, regional dan lokal, ahli-ahli keuangan syariah dan otoritas pembuat kebijakan dan peraturan dari berbagai negara.
Muliaman mengatakan, perkembangan industri Microtakaful di Indonesia pertumbuhannya cukup menggembirakan dengan potensi pasar yang cukup besar.
“Grand Design Microinsurance Indonesia yang di dalamnya mencakup microtakaful yang pada Oktober tahun 2013 juga telah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan,” ucap dia dalam siaran pers, Jumat (27/6/2014).
Muliaman Hadad menekankan bahwa pengembangan Microtakaful merupakan bagian dari program financial inclusion yang harus dihubungkan dan saling berhubungan dengan inisiatif lain seperti pembayaran digital (digital payment) dan branchless banking.
Menurutnya, kebutuhan untuk koordinasi antar Otoritas, Asosiasi, Operator takaful dan saluran distribusi termasuk di dalamnya seperti perusahaan telekomunikasi serta masyarakat adalah kunci pengembangan industri microtakaful ke depan.
Muliaman juga diminta untuk menyampaikan perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia berikut dengan kerangka kerja dan arah kebijakan pengembangan industri keuangan syariah ke depan. “Industri keuangan Islam telah berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir,” kata dia.
Di segmen perbankan syariah, pertumbuhan rata-rata aset telah mencapai rata-rata 37,4% dalam 5 tahun terakhir dengan total aset sekitar 2USD1 miliar.
Industri perbankan syariah memiliki hampir 13 juta rekening simpanan, dan kurang lebih didukung dengan 3.000 jaringan kantor di seluruh Indonesia.
Pertemuan Tahunan IDB ini rutin diselenggarakan tiap tahun, dan kali ini diadakan di Jeddah bersamaan dengan perayaan ulang tahun IDB ke 40 dan dibuka oleh Putra Mahkota Saudi Arabia–Salman bin Abdulaziz.
Pada kesempatan ini Muliaman D Hadad diminta sebagai pembicara dalam dua seminar yang menyertai Pertemuan Tahunan IDB ke 39 tersebut, untuk memaparkan perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Seminar ini mempertemukan para pakar termasuk perwakilan dari multilateral, organisasi internasional, regional dan lokal, ahli-ahli keuangan syariah dan otoritas pembuat kebijakan dan peraturan dari berbagai negara.
Muliaman mengatakan, perkembangan industri Microtakaful di Indonesia pertumbuhannya cukup menggembirakan dengan potensi pasar yang cukup besar.
“Grand Design Microinsurance Indonesia yang di dalamnya mencakup microtakaful yang pada Oktober tahun 2013 juga telah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan,” ucap dia dalam siaran pers, Jumat (27/6/2014).
Muliaman Hadad menekankan bahwa pengembangan Microtakaful merupakan bagian dari program financial inclusion yang harus dihubungkan dan saling berhubungan dengan inisiatif lain seperti pembayaran digital (digital payment) dan branchless banking.
Menurutnya, kebutuhan untuk koordinasi antar Otoritas, Asosiasi, Operator takaful dan saluran distribusi termasuk di dalamnya seperti perusahaan telekomunikasi serta masyarakat adalah kunci pengembangan industri microtakaful ke depan.
Muliaman juga diminta untuk menyampaikan perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia berikut dengan kerangka kerja dan arah kebijakan pengembangan industri keuangan syariah ke depan. “Industri keuangan Islam telah berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir,” kata dia.
Di segmen perbankan syariah, pertumbuhan rata-rata aset telah mencapai rata-rata 37,4% dalam 5 tahun terakhir dengan total aset sekitar 2USD1 miliar.
Industri perbankan syariah memiliki hampir 13 juta rekening simpanan, dan kurang lebih didukung dengan 3.000 jaringan kantor di seluruh Indonesia.
(gpr)