Minyak Mentah WTI Turun, Brent Stabil

Senin, 30 Juni 2014 - 09:57 WIB
Minyak Mentah WTI Turun, Brent Stabil
Minyak Mentah WTI Turun, Brent Stabil
A A A
MELBOURNE - Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari ketiga di tengah spekulasi kekerasan di Irak tidak akan mengganggu pasokan dari produsen minyak terbesar kedua Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) terebut.

Minyak berjangka (futures) di New York turun 0,3% dan memperpanjang penurunan 1,4% pada pekan lalu. WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Agustus turun sebanyak 34 sen menjadi USD105,40 per barel dan berada di harga USD105,47 pada pukul 12.15 dini hari waktu Sydney.

Kontrak berjangka turun 10 sen menjadi USD105,74 pada 27 Juni 2014. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 47% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah naik 2,7% sepanjang bulan ini dan 3,8% pada kuartal II/2014.

"Penurunan yang kita lihat terutama karena pedagang mulai sedikit khawatir terhadap premi risiko pada harga minyak. Situasi saat ini masih fluktuatif, tapi seiring waktu sepertinya ketegangan di Irak akan mereda," kata Kepala Analis CMC Markets Ric Spooner dilansir dari Bloomberg, Senin (30/6/2014).

Dia memprediksi investor dapat membeli kontrak WTI jika harga jatuh ke sekitar USD105,30 per barel. Sementara harga minyak brent stabil di London.

Harga minyak brent di London ICE Futures Europe untuk pengiriman Agustus susut 25 sen menjadi USD113,05 per barel. Selisih minyak mentah patokan Eropa terhadap WTI sebesar USD7,61, dibandingkan dengan USD7,56 pada akhir pekan lalu.

Minyak brent telah naik 3,3% pada bulan Juni dipicu pemberontak di Irak berhasil merebut kota Mosul, Irak utara dan maju ke selatan menuju Baghdad. Negara ini memproduksi 3,3 juta barel per hari minyak mentah pada bulan lalu.

"Kami sudah mulai melihat premi risiko mereda. Pasar melihat ada pemblokiran untuk ekspor, tapi bahwa Arab Saudi kemungkinan akan memasok setiap kekurangan yang diperlukan," ujar Direktur Navitas Resources Tom James.

Militer Rusia mengirim lima pesawat tempur Sukhoi ke Irak untuk mengusir pemberontak dari kota utara Tikrit. Pasukan pemerintah merebut kembali desa Ouja, tempat kelahiran Saddam Hussein. Pertempuran belum menyebar ke selatan, yang merupakan lumbung minyak irak.

Sementara di Libya, terminal ekspor minyak terbesar negara itu akan dibuka kembali pada bulan Agustus.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7280 seconds (0.1#10.140)