Cara PGN Hadapi Pelemahan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Direktur Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN Riza Pahlevi mengatakan, dalam mengantisipasi pelemahan rupiah yang sewaktu-waktu terjadi, pihaknya telah melakukan upaya lindung nilai (hedging) yang dilakukan secara natural.
"Kegiatan operasional kita pakai dolar karena kita beli gas itu dari pemasok menggunakan USD, tidak ada bayar pakai rupiah pakai dolar semua, supaya kita enggak ada miss. Prinsip akutansi itu faktor yang memengaruhi perusahaan reportingnya USD, jadi kita report-nya dolar juga," ujar dia di Kantor Pusat PGN Jakarta, Rabu (2/7/2014) malam.
Penggunaan dolar dalam kegiatan operasional perseroan, disebut Pahlevi telah dilakukan sejak 2011. Sebab itu, secara struktur perseroan tidak memiliki risiko rugi kurs. "Ya secara natural sudah (hedging), tetap ada kemitraan dengan perbankan," imbuhnya.
Riza mengatakan, upaya lindung nilai memang perlu dilakukan oleh perusahaan berplat merah seperti PGN. Terlebih sudah ada peraturan yang menyebutkan bahwa BUMN perlu melakukan hedging untuk mengantisipasi segala macam risiko.
"Bahkan, saya pikir kita sudah punya SOP (Standard Operational Procedure) hedging, jadi kita sudah prepare," ucap dia.
Selain itu, pihaknya juga selama ini memiliki kerja sama yang baik dengan seluruh perbankan BUMN. Seluruh transaksi manajemen dan pembayaran dilakukan melalui perbankan BUMN.
"Semuanya mitra kami, seluruh transaksi manajemen, transaksi pembayaran kita kerja sama dengan bank BUMN. Seperti teman-teman Mandiri, BNI, BRI, BTN. Mostly transaksi kita ke perbankan dalam negeri kok," pungkas Riza.
"Kegiatan operasional kita pakai dolar karena kita beli gas itu dari pemasok menggunakan USD, tidak ada bayar pakai rupiah pakai dolar semua, supaya kita enggak ada miss. Prinsip akutansi itu faktor yang memengaruhi perusahaan reportingnya USD, jadi kita report-nya dolar juga," ujar dia di Kantor Pusat PGN Jakarta, Rabu (2/7/2014) malam.
Penggunaan dolar dalam kegiatan operasional perseroan, disebut Pahlevi telah dilakukan sejak 2011. Sebab itu, secara struktur perseroan tidak memiliki risiko rugi kurs. "Ya secara natural sudah (hedging), tetap ada kemitraan dengan perbankan," imbuhnya.
Riza mengatakan, upaya lindung nilai memang perlu dilakukan oleh perusahaan berplat merah seperti PGN. Terlebih sudah ada peraturan yang menyebutkan bahwa BUMN perlu melakukan hedging untuk mengantisipasi segala macam risiko.
"Bahkan, saya pikir kita sudah punya SOP (Standard Operational Procedure) hedging, jadi kita sudah prepare," ucap dia.
Selain itu, pihaknya juga selama ini memiliki kerja sama yang baik dengan seluruh perbankan BUMN. Seluruh transaksi manajemen dan pembayaran dilakukan melalui perbankan BUMN.
"Semuanya mitra kami, seluruh transaksi manajemen, transaksi pembayaran kita kerja sama dengan bank BUMN. Seperti teman-teman Mandiri, BNI, BRI, BTN. Mostly transaksi kita ke perbankan dalam negeri kok," pungkas Riza.
(izz)