Infomedia Targetkan Pertumbuhan Bisnis 25%
A
A
A
BANDUNG - PT Infomedia Nusantara menargetkan pertumbuhan bisnis 25% tahun ini. Pertumbuhan tersebut dibidik dengan tetap mengandalkan business process outsourcing (BPO) yang didalamnya terdapat layanan contact center.
Anak perusahaan Telkom Group ini dihadapkan pada tantangan berat untuk mencapai target tersebut, karena perusahaan telah melepaskan unit bisnis digital rich contents (DRC).
"Layanan contact center berkontribusi hingga 80% dari total pendapatan perusahaan," ujar Direktur Utama Infomedia Joni Santoso, Kamis (3/7/2014).
Saat ini, Infomedia memiliki sekitar 11.000 agen dalam 7.000 kursi layanan contact center. Jumlah tersebut masih akan bertambah seiring penambahan perusahaan yang menjadi pelanggan Infomedia.
Seluruh agent tersebar di tujuh lokasi. Di antaranya, Bandung, Jakarta, Medan, Makasar dan Surabaya. Dari lokasi-lokasi tersebut, Jakarta memilki jumlah agent terbanyak karena melayani hingga 6 site.
"Contact center ini melayani 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Kami membagi agen dalam banyak shift dan tidak seperti pembagian shift pada umumnya. Kami memiliki pusat pelatihan agen yang terstandar, sehingga memungkinkan pelayanan yang sama," tuturnya.
Pelanggan yang berhasil digandeng, kata dia, sampai saat ini sebanyak 110 perusahaan atau bertambah tinggi dari pencapaian tahun lalu yang hanya sekitar 90 perusahaan. Perusahaan berskala besar ini berasal dari berbagai sektor seperti asuransi, perbankan, penerbangan, retail, food and beverages, dan lain-lain.
"Pelanggan kami tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Saat ini ada tiga pelanggan yang berasal dari luar negeri," ungkapnya.
Menurut dia, setiap pelanggan memiliki karakteristik traffic yang berbeda. Contohnya, pelanggan dari kalangan perbankan biasanya ramai pada jam kerja, sedangkan pelanggan restoran siap saji akan ramai menjelang malam atau akhir pekan.
Joni mengatakan, pihaknya terus mendorong menuju contact center berbasis Informasi Teknologi (IT) agar layanannya semakin andal.
"Persaingan dalam bisnis ini semakin ketat. Industri contact center di luar negeri sudah sangat maju," ujarnya.
Direktur Enterprise & Business Telkom M Awaludin mengatakan, pihaknya berharap bisnis contact center di Indonesia bisa tumbuh seperti di India dan Filipina.
Di Filipina, kata Awal, bisnis ini mampu berkontribusi hingga 9-10% terhadap GDP atau setara USD11-12 miliar. Bahkan pelanggan tetapnya banyak berasal dari Amerika Serikat dan Eropa.
"Demikian pula di India yang juga tumbuh pesat. Hal ini tidak terlepas dari kontribusi pemerintahnya yang memberikan perhatian lebih kepada bisnis ini," tuturnya.
Untuk itu, Telkom mengembangkan contact center bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan alasan, sektor ini punya potensi dan pasar yang sangat luas, karena jumlahnya sangat banyak.
"Kami harap bisnis ini bisa berkembang pesat di Indonesia. Untuk itu kami menyasar pelaku UMKM dengan mengeluarkan program STAR contact center yang terfokus untuk kalangan ini," pungkas Awal.
Anak perusahaan Telkom Group ini dihadapkan pada tantangan berat untuk mencapai target tersebut, karena perusahaan telah melepaskan unit bisnis digital rich contents (DRC).
"Layanan contact center berkontribusi hingga 80% dari total pendapatan perusahaan," ujar Direktur Utama Infomedia Joni Santoso, Kamis (3/7/2014).
Saat ini, Infomedia memiliki sekitar 11.000 agen dalam 7.000 kursi layanan contact center. Jumlah tersebut masih akan bertambah seiring penambahan perusahaan yang menjadi pelanggan Infomedia.
Seluruh agent tersebar di tujuh lokasi. Di antaranya, Bandung, Jakarta, Medan, Makasar dan Surabaya. Dari lokasi-lokasi tersebut, Jakarta memilki jumlah agent terbanyak karena melayani hingga 6 site.
"Contact center ini melayani 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Kami membagi agen dalam banyak shift dan tidak seperti pembagian shift pada umumnya. Kami memiliki pusat pelatihan agen yang terstandar, sehingga memungkinkan pelayanan yang sama," tuturnya.
Pelanggan yang berhasil digandeng, kata dia, sampai saat ini sebanyak 110 perusahaan atau bertambah tinggi dari pencapaian tahun lalu yang hanya sekitar 90 perusahaan. Perusahaan berskala besar ini berasal dari berbagai sektor seperti asuransi, perbankan, penerbangan, retail, food and beverages, dan lain-lain.
"Pelanggan kami tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Saat ini ada tiga pelanggan yang berasal dari luar negeri," ungkapnya.
Menurut dia, setiap pelanggan memiliki karakteristik traffic yang berbeda. Contohnya, pelanggan dari kalangan perbankan biasanya ramai pada jam kerja, sedangkan pelanggan restoran siap saji akan ramai menjelang malam atau akhir pekan.
Joni mengatakan, pihaknya terus mendorong menuju contact center berbasis Informasi Teknologi (IT) agar layanannya semakin andal.
"Persaingan dalam bisnis ini semakin ketat. Industri contact center di luar negeri sudah sangat maju," ujarnya.
Direktur Enterprise & Business Telkom M Awaludin mengatakan, pihaknya berharap bisnis contact center di Indonesia bisa tumbuh seperti di India dan Filipina.
Di Filipina, kata Awal, bisnis ini mampu berkontribusi hingga 9-10% terhadap GDP atau setara USD11-12 miliar. Bahkan pelanggan tetapnya banyak berasal dari Amerika Serikat dan Eropa.
"Demikian pula di India yang juga tumbuh pesat. Hal ini tidak terlepas dari kontribusi pemerintahnya yang memberikan perhatian lebih kepada bisnis ini," tuturnya.
Untuk itu, Telkom mengembangkan contact center bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan alasan, sektor ini punya potensi dan pasar yang sangat luas, karena jumlahnya sangat banyak.
"Kami harap bisnis ini bisa berkembang pesat di Indonesia. Untuk itu kami menyasar pelaku UMKM dengan mengeluarkan program STAR contact center yang terfokus untuk kalangan ini," pungkas Awal.
(izz)