Kinerja PGAS Tak Terlalu Terpengaruh Pelemahan Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Direktur Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN Riza Pahlevi mengatakan, melemahnya rupiah akhir-akhir ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan.
"Kalau dibilang signifikan pasti adalah dampaknya, tapi tidak terlalu," ujar dia di Kantor Pusat PGN Jakarta, Rabu (2/7/2014) malam.
Dia mengatakan, meski mayoritas kegiatan operasional menggunakan dolar, namun masih terdapat beberapa investasi yang menggunakan rupiah sebagai alat tukar. Sebab itu, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar juga sedikit berdampak pada PGN.
"Beberapa investasi kan ada yang dalam dolar dan beberapa ada yang pakai rupiah, beberapa biaya juga ada yang rupiah. Jadi sebenarnya ada komponen pendapatan kita rupiah enggak semuanya dolar," tutur Pahlevi.
Meski demikian, yang terpenting untuk emiten infrastruktur dan distribusi gas ini adalah bisa menjaga ketersediaan gas untuk pelanggannya.
Karena, lanjut dia, dengan kondisi seperti sekarang ini, pihaknya ingin mempercepat proses konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
"Seperti SPBG yang siap ditempatkan sangat ingin membantu konversi BBG ini cepat berjalan, jadi harapannya beban di APBN subsidi, kan impor masih memberatkan," pungkas dia.
"Kalau dibilang signifikan pasti adalah dampaknya, tapi tidak terlalu," ujar dia di Kantor Pusat PGN Jakarta, Rabu (2/7/2014) malam.
Dia mengatakan, meski mayoritas kegiatan operasional menggunakan dolar, namun masih terdapat beberapa investasi yang menggunakan rupiah sebagai alat tukar. Sebab itu, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar juga sedikit berdampak pada PGN.
"Beberapa investasi kan ada yang dalam dolar dan beberapa ada yang pakai rupiah, beberapa biaya juga ada yang rupiah. Jadi sebenarnya ada komponen pendapatan kita rupiah enggak semuanya dolar," tutur Pahlevi.
Meski demikian, yang terpenting untuk emiten infrastruktur dan distribusi gas ini adalah bisa menjaga ketersediaan gas untuk pelanggannya.
Karena, lanjut dia, dengan kondisi seperti sekarang ini, pihaknya ingin mempercepat proses konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
"Seperti SPBG yang siap ditempatkan sangat ingin membantu konversi BBG ini cepat berjalan, jadi harapannya beban di APBN subsidi, kan impor masih memberatkan," pungkas dia.
(izz)