Industri Penerbangan Terpukul Depresiasi Rupiah

Sabtu, 05 Juli 2014 - 10:36 WIB
Industri Penerbangan...
Industri Penerbangan Terpukul Depresiasi Rupiah
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosisasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (INACA), Arif Wibowo mengungkapkan, industri penerbangan selalu melihat kondisi makro ekonomi serta kondisi global dalam menjalankan usaha. Sebab itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) yang fluktuatif dan cenderung terdepresiasi dalam beberapa waktu terakhir ini telah memukul industri penerbangan.

"Jadi gini, airlines itu selalu melihat kondisi makro ekonomi dan tidak terlepas dari kondisi global juga. Yang paling dekat adalah pengaruh depresiasi rupiah. Itu sangat berpengaruh langsung ke dunia airlines," ujarnya di Graha Citicon, Jakarta, Jumat (4/7/2014) malam.

Menurut Arif, kondisi ini karena terdapat beberapa komponen besar dalam industri penerbangan yang terpengaruh oleh anjloknya rupiah.

"Karena biaya avtur, biaya leasing pesawat, biaya maintenance, itu semua related pada menguat atau melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar (USD)," imbuhnya.

Terlebih, untuk maskapai penerbangan yang berpendapatan portfolio menggunakan rupiah. Terdepresiasinya rupiah sangat memukul maskapai tersebut.

Pria yang juga menjabat sebagai direktur utama PT Citilink Indonesia ini menyebutkan, pertumbuhan ekonomi yang saat ini di bawah ekspektasi ikut pula mempengaruhi pertumbuhan angkutan udara.

"Karena itu akan mendorong perlambatan pertumbuhan angkutan udara di kuartal I dan kuartal II. Dan, kami catat kemarin di bawah 10% pertumbuhannya. Hanya sekitar 6% dibanding tahun lalu," tuturnya.

Bahkan, pada Mei 2014 lalu, lanjut dia, terjadi stagnansi dalam jumlah penumpang angkutan udara. Hal ini yang membuat maskapai penerbangan berat di semester I/2014. "Di semester II kita lihat situasinya, mudah-mudahan akan jadi baik," pungkas Arif.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1326 seconds (0.1#10.140)