Asia-Pasifik Importir Minyak Terbesar OPEC
A
A
A
VIENNA - Kawasan Asia-Pasifik menjadi importir minyak mentah terbesar OPEC pada 2013, dibandingkan wilayah lain di dunia.
Dilansir dari Business News, Organisasi Negara Pengekspor Minyak itu mengatakan, ekonomi Asia-Pasifik mengimpor rata-rata 14,3 juta barel minyak mentah per hari pada 2013, atau 59,3% dari minyak yang diekspor OPEC.
Ekonomi Asia tumbuh pada tingkat lebih cepat dari pasar utama lainnya. Di mana dalam laporan tahunan setebal 97 halaman, OPEC memperkirakan permintaan minyak akan naik terutama di China, Thailand dan Indonesia.
Eropa, yang masih berjuang keluar dari resesi rata-rata mengambil minyak mentah OPEC sebesar 4,1 juta barel per hari, atau 17,2% dari output. Sementara impor minyak ke Amerika Utara rata-rata 3,9 juta barel per hari, atau 16,3% dari ekspor minyak mentah OPEC.
Total produksi minyak mentah dunia meningkat sebesar 0,1% dari 2012, meskipun output dari 12 anggota OPEC turun 2,5% year-on-year.
"Total produksi OPEC secara global pada 2013 rata-rata sebesar 43,4%, sedikit lebih rendah dari tahun 2012, ketika itu 44,6%," tandas OPEC.
Dilansir dari Business News, Organisasi Negara Pengekspor Minyak itu mengatakan, ekonomi Asia-Pasifik mengimpor rata-rata 14,3 juta barel minyak mentah per hari pada 2013, atau 59,3% dari minyak yang diekspor OPEC.
Ekonomi Asia tumbuh pada tingkat lebih cepat dari pasar utama lainnya. Di mana dalam laporan tahunan setebal 97 halaman, OPEC memperkirakan permintaan minyak akan naik terutama di China, Thailand dan Indonesia.
Eropa, yang masih berjuang keluar dari resesi rata-rata mengambil minyak mentah OPEC sebesar 4,1 juta barel per hari, atau 17,2% dari output. Sementara impor minyak ke Amerika Utara rata-rata 3,9 juta barel per hari, atau 16,3% dari ekspor minyak mentah OPEC.
Total produksi minyak mentah dunia meningkat sebesar 0,1% dari 2012, meskipun output dari 12 anggota OPEC turun 2,5% year-on-year.
"Total produksi OPEC secara global pada 2013 rata-rata sebesar 43,4%, sedikit lebih rendah dari tahun 2012, ketika itu 44,6%," tandas OPEC.
(dmd)