Tiga Tantangan Bisnis Laundry

Minggu, 03 Agustus 2014 - 21:30 WIB
Tiga Tantangan Bisnis Laundry
Tiga Tantangan Bisnis Laundry
A A A
DALAM mengembangkan bisnis banyak faktor yang menghambat usaha. Namun, tantangan itu dapat dilalui jika Anda mampu menjalaninya dengan tekun, sabar dan kreatif.

Hal ini dilakukan Lily Jean, pemilik usaha laundry kiloan, GreenBox di kawasan Depok, Jawa Barat. Dia menuturkan, sebelum sukses mengembangkan bisnisnya banyak kendala yang dihadapi sampai terancam gulung tikar. Namun, berkat keuletannya semua dapat dilalui dengan baik. (Baca: GreenBox Sukses Kembangkan Laundry Ramah Lingkungan)

Lily mencatat ada tiga tantangan yang dihadapi dalam bisnis laundry, yaitu modal, sumber daya manusia (SDM) dan mental.

"Kendala awalnya itu bagi kita masalah modal, SDM dan mental kita. Namun mungkin yang menjadi kendala besar adalah membentuk mental," ujarnya.

Dia menuturkan tiga bulan pertama usahanya sudah mau tutup, karena merasa capek. "Enggak ada waktu sama teman-teman, waktunya tersita usaha. Dan, kebutuhan primer kita harus dikesampingkan untuk usaha ini. Karena modal kita waktu itu memang mepet," kenangnya.

"Kita cari modal sendiri, tanpa bantuan orang tua. Sampai pada akhirnya kita melihat income-nya bagus, pengunjung ramai terus," kata Lily.

Menurut dia, dengan semakin terbentuknya mental usaha akan berjalan baik apapun masalah dan kendalanya.

"Seiring berjalannya waktu, kita jadi sering mengasah kemampuan, lebih bisa mencari problem solving atau win-win solution untuk pemasalahan yang kita punya. Semakin terlatih lah mental kita. Jadi, kita juga tidak gampang menyerah jika terjadi kesulitan," ujarnya.

Menganai masalah SDM, Lily menuturkan, di awal GreenBox berdiri hal ini menjadi salah satu hambatan terberat.

"Pas setahun kita berdiri, kita diuji dari segi SDM. Karena di awal kita cuma berdua, dan kita kewalahan. Sampai akhirnya kita membutuhkan karyawan. Nah, SDM itu ternyata enggak ada yang lurus-lurus saja kerjanya, memiliki loyalitas tinggi, dan dedikasi. Mereka kerja cuma untuk mendapatkan upah," ujar Lily.

Dia mengungkapkan, bersama sang suami dirinya juga pernah ditipu karyawan. Sampai ingin memenjarakan karena mencuri baju konsumen. "Iya, jadi diambilin semua (baju) sama dia. Tapi masalah itu dapat segera diselesaikan," ucapnya.

Lily juga menemukan karyawan yang menipu. Mereka mencuri uang dengan cara membuang struk orang-orang yang sudah membayar, kemudian uangnya diambil. "Nah, itu salahnya kita karena tidak memperhatikan masalah pekerja-pekerja kita," ujarnya.

Untuk menjaga loyalitas karyawan, Lily kini sangat memperhatikan karyawannya. "Kita enggak pernah yang namanya pelit, insya Allah ya. Jadi, kita menganggap mereka tuh satu bagian keluarga yang harus kita perhatikan," imbuhnya.

"Kalau mereka loyal ke kita, kita juga lebih loyal ke mereka, dan feedback-nya mereka lebih-lebih loyal juga ke kita. Kalau mereka sakit, kita biayai. Misalnya, mereka berobat ke mana, struk resep obatnya akan diganti. Seperti itu, jadi selain tegas, kita juga harus memberikan perhatian kepada mereka," pungkas Lily.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5598 seconds (0.1#10.140)