MasterCard Garap Layanan Syariah untuk Haji
A
A
A
JAKARTA - MasterCard Indonesia siap menggarap potensi pasar syariah yang ditandai pertumbuhan bisnis bank syariah di dalam negeri. Perseroan bahkan sudah menggandeng empat bank di Arab Saudi untuk melayani jemaah haji tahun ini.
Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar mengatakan pasar nasabah syariah sangat menjanjikan. Ini membuat pihaknya siap meluncurkan kartu debit khusus untuk jemaah haji. Kartu tersebut akan memiliki layanan fitur bahasa Indonesia yang akan memudahkan nasabah melakukan tarik tunai Riyal.
"Kami sedang mengembangkan bisnis untuk pasar syariah. Di musim haji tahun ini akan diluncurkan kartu debit khusus haji dengan menggandeng empat bank di Arab Saudi. Platform ini ekslusif hanya dengan kami," ujar Irni saat ditemui Koran Sindo beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dia mengaku layanan ini mengikuti produk sejenis di Malaysia yang menggandeng Tabung Haji. Sedangkan di dalam negeri sendiri layanan ini sudah dikembangkan sejak dua tahun yang lalu. Namun di tahun ini lebih siap karena menggandeng lebih banyak mitra bank di Arab Saudi. Nantinya edukasi layanan ini akan dilakukan mulai dari embarkasi keberangkatan hingga meja informasi di lokasi haji.
"Kalau sosialisasi kita maksimal, setidaknya bisa raih pengguna dari separuh total jemaah disana. Kuncinya pada sosialisasi dari masing masing bank. Aksesnya sudah tersedia," ujarnya.
Salah satu yang telah melakukan sosialisasi ialah BNI Syariah yang menyediakan Kartu Debit Haji bagi nasabah tabungan haji. Kartu dengan jaringan Mastercard ini juga sekaligus memberikan asuransi jiwa selama ibadah di tanah suci.
Dana tabungan dapat ditarik dari beberapa bank di Arab Saudi seperti Al- Rahji dan National Commercial Bank (NCB). Kartu debit ini akan otomatis merubah bahasa pada menu menjadi bahasa Indonesia.
Irni sendiri mengakui kedepannya bisnis kartu untuk syariah akan semakin dikembangkan. Hal ini demi menciptakan diferensiasi produk antara bank syariah dan konvensional. Layanan syariah disebutnya lebih mengutamakan keterbukaan atas penggunaan dana nasabah.
"Dari riset diketahui nasabah belum terlalu bisa bedakan bank syariah dan non syariah. Ini karena tidak ada keunikan dan diferensiasi produk syariah," terangnya.
Sehingga kedepan kartu syariah harus memiliki nilai tambah layanannya. Salah satunya dengan memberikan asuransi syariah takaful dan point reward dalam bentuk donasi kalau belanja.
"Kartu syariah akan dikembangkan dengan profram sifatnya halal. Kita bikin packaging baru untuk daftar referensi restoran atau hotel yang halal. Ini bisa untuk nasabah asing ataupun juga lokal bisa dapat referensi tempat," ujarnya.
Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar mengatakan pasar nasabah syariah sangat menjanjikan. Ini membuat pihaknya siap meluncurkan kartu debit khusus untuk jemaah haji. Kartu tersebut akan memiliki layanan fitur bahasa Indonesia yang akan memudahkan nasabah melakukan tarik tunai Riyal.
"Kami sedang mengembangkan bisnis untuk pasar syariah. Di musim haji tahun ini akan diluncurkan kartu debit khusus haji dengan menggandeng empat bank di Arab Saudi. Platform ini ekslusif hanya dengan kami," ujar Irni saat ditemui Koran Sindo beberapa waktu lalu di Jakarta.
Dia mengaku layanan ini mengikuti produk sejenis di Malaysia yang menggandeng Tabung Haji. Sedangkan di dalam negeri sendiri layanan ini sudah dikembangkan sejak dua tahun yang lalu. Namun di tahun ini lebih siap karena menggandeng lebih banyak mitra bank di Arab Saudi. Nantinya edukasi layanan ini akan dilakukan mulai dari embarkasi keberangkatan hingga meja informasi di lokasi haji.
"Kalau sosialisasi kita maksimal, setidaknya bisa raih pengguna dari separuh total jemaah disana. Kuncinya pada sosialisasi dari masing masing bank. Aksesnya sudah tersedia," ujarnya.
Salah satu yang telah melakukan sosialisasi ialah BNI Syariah yang menyediakan Kartu Debit Haji bagi nasabah tabungan haji. Kartu dengan jaringan Mastercard ini juga sekaligus memberikan asuransi jiwa selama ibadah di tanah suci.
Dana tabungan dapat ditarik dari beberapa bank di Arab Saudi seperti Al- Rahji dan National Commercial Bank (NCB). Kartu debit ini akan otomatis merubah bahasa pada menu menjadi bahasa Indonesia.
Irni sendiri mengakui kedepannya bisnis kartu untuk syariah akan semakin dikembangkan. Hal ini demi menciptakan diferensiasi produk antara bank syariah dan konvensional. Layanan syariah disebutnya lebih mengutamakan keterbukaan atas penggunaan dana nasabah.
"Dari riset diketahui nasabah belum terlalu bisa bedakan bank syariah dan non syariah. Ini karena tidak ada keunikan dan diferensiasi produk syariah," terangnya.
Sehingga kedepan kartu syariah harus memiliki nilai tambah layanannya. Salah satunya dengan memberikan asuransi syariah takaful dan point reward dalam bentuk donasi kalau belanja.
"Kartu syariah akan dikembangkan dengan profram sifatnya halal. Kita bikin packaging baru untuk daftar referensi restoran atau hotel yang halal. Ini bisa untuk nasabah asing ataupun juga lokal bisa dapat referensi tempat," ujarnya.
(gpr)