CT Tak Happy Lihat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Chairul Tandjung mengatakan pihaknya tidak bahagia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ada kuartal II/2014 ini. Sebab, kondisi ini lebih rendah dari kuartal I/2014 yang bisa mencapai 5,21%.
"Bukan berarti pertumbuhan yang 5,12% ini kita bahagia, sehingga kita tidak perlu melakukan pekerjaan keras," ujar dia saat konferensi pers di kantor Kemenko Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% tersebut dipicu anggaran belanja pemerintah yang mengalami penurunan. Sebab, pada kuartal II/2014 baru saja dilakukan pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang menyebabkan pengurangan belanja pemerintah sebesar Rp43 triliun.
"Karena waktu itu lagi dalam proses APBN, praktis anggaran yang sudah terpotong tidak bisa dibelanjakan. Jadi ada pengurangan belanja pemerintah. Ini akibatnya terjadi pertumbuhan minus di belanja pemerintah. Kuartal III diharapkan belanja pemerintah tumbuh dengan positif kembali," ungkap CT.
Selain itu, lanjut CT, kondisi ekspor Indonesia pada kuartal II/2014 mengalami penurunan. Hal ini lantaran terjadinya larangan ekspor mineral mentah dalam UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba).
"Dengan diselesaikannya permasalahan Minerba dan renegosiasi maka diharapkan kuartal III dan kuartal IV ekspor Minerba kembali masuk dalam kontribusi peningkatan pertumbuhan ekonomi kita. Ekspor kita diharap akan meningkat signifikan," harapnya.
Kendati demikian, CT mengatakan konsumsi domestik Indonesia masih tumbuh dengan sangat baik yaitu meningkat sebesar 5,15% dibanding kuartal II/2013. Dia berujar, hal ini lebih disebabkan karena efek kampanye yang menyebabkan uang lebih banyak beredar dan daya beli masyarakat menjadi lebih besar.
"Daya beli masyarakat memang terjadi peningkatan, sehinga timbul pertumbuhan yang lebih cepat dari sebelumnya," tutur dia.
Mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini juga mengatakan, investasi di Indonesia yang meningkat juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dibanding kuartal II/2013, investasi Indonesia naik sebesar 4,53%.
"Di era kampanye Pileg dan Pilpres, ternyata investasi kita masih meningkat lebih tinggi dari kuartal II tahun lalu. Yang kita khawatirkan investasi melemah itu tidak terbukti. Malah investasi kita meningkat jauh lebih tinggi," tandasnya.
"Bukan berarti pertumbuhan yang 5,12% ini kita bahagia, sehingga kita tidak perlu melakukan pekerjaan keras," ujar dia saat konferensi pers di kantor Kemenko Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% tersebut dipicu anggaran belanja pemerintah yang mengalami penurunan. Sebab, pada kuartal II/2014 baru saja dilakukan pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang menyebabkan pengurangan belanja pemerintah sebesar Rp43 triliun.
"Karena waktu itu lagi dalam proses APBN, praktis anggaran yang sudah terpotong tidak bisa dibelanjakan. Jadi ada pengurangan belanja pemerintah. Ini akibatnya terjadi pertumbuhan minus di belanja pemerintah. Kuartal III diharapkan belanja pemerintah tumbuh dengan positif kembali," ungkap CT.
Selain itu, lanjut CT, kondisi ekspor Indonesia pada kuartal II/2014 mengalami penurunan. Hal ini lantaran terjadinya larangan ekspor mineral mentah dalam UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba).
"Dengan diselesaikannya permasalahan Minerba dan renegosiasi maka diharapkan kuartal III dan kuartal IV ekspor Minerba kembali masuk dalam kontribusi peningkatan pertumbuhan ekonomi kita. Ekspor kita diharap akan meningkat signifikan," harapnya.
Kendati demikian, CT mengatakan konsumsi domestik Indonesia masih tumbuh dengan sangat baik yaitu meningkat sebesar 5,15% dibanding kuartal II/2013. Dia berujar, hal ini lebih disebabkan karena efek kampanye yang menyebabkan uang lebih banyak beredar dan daya beli masyarakat menjadi lebih besar.
"Daya beli masyarakat memang terjadi peningkatan, sehinga timbul pertumbuhan yang lebih cepat dari sebelumnya," tutur dia.
Mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini juga mengatakan, investasi di Indonesia yang meningkat juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dibanding kuartal II/2013, investasi Indonesia naik sebesar 4,53%.
"Di era kampanye Pileg dan Pilpres, ternyata investasi kita masih meningkat lebih tinggi dari kuartal II tahun lalu. Yang kita khawatirkan investasi melemah itu tidak terbukti. Malah investasi kita meningkat jauh lebih tinggi," tandasnya.
(gpr)