Pertamina Jamin Ketersediaan Solar Bersubsidi
A
A
A
SEMARANG - Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV Jateng dan DIY memastikan ketersediaan stok BBM bersubsidi, khususnya solar dalam kondisi cukup. Masyarkat diimbau tidak panik, dan jangan termakan isu berkembang di lapangan.
GM Marketing Pertamina MOR IV Soebagjo H Moeljanto mengatakan, secara keseluruhan untuk kuota BBM jenis premium wilayah Jateng dan DIY pada tahun ini mencapai 3,5 juta kilo liter (kl), sedangkan kuota BBM jenis solar mencapai 2,1 juta kl.
Meski ada pembatasan penjualan di sejumlah SPBU di Jateng dan DIY, stok di SPBU lain dipastikan aman. Masyarkat di Jateng dan DIY tidak akan kesulitan mendapatkan solar bersubsidi, karena jumlah SPBU yang menjual solar bersubsidi lebih banyak dari SPBU yang membatasi penjualan solar bersubsidi.
"Jumlah SPBU di Jateng dan DIY yang dibatasi jam penjualannya hanya 35 SPBU. Sementara SPBU di Jateng dan DIY ada sekitar 730 SPBU. Jadi tidak akan ada masalah, kalau di SPBU melakukan pembatasan masih ada SPBU terdekat. Jadi masyarkat tidak perlu panik dan khawatir," katanya, Rabu (6/8/2014).
External Relation Pertamina MOR IV Roberth MV Dumatubun mengatakan, terkait dengan adanya isu kelangkaan BBM di kalangan masyarkat, menurut dia hanya akibat panic buying adanya kebijakan baru.
"Kami akan berikan informasi kepada masyarakat SPBU mana yang diberlakukan pembatasan kebijakan pembatasan penjualan, sehingga masyarkat tidak merasa kesulitan," katanya.
Sementara, saat disinggung terkait dengan konsumsi BBM selama musim arus mudik dan balik di Jateng, Robert menyatakan, konsumsinya masih batas normal.
Dijelaskannya, hingga saat ini lonjakan masih sekitar 37%, lebih rendah dari perkiraan Pertamina. "Dari realisasi konsumsi tersebut, artinya stok BBM untuk semua jenis terutama premium dan solar dalam kondisi aman. Selain itu masyarakat tidak mengalami kendala dari sisi ketersediaan BBM," jelas dia.
Roberth mengatakan, 20 SPBU kantong dapat berjalan dengan optimal, sehingga tidak ada kendala dalam distribusi BBM selama arus mudik dan arus balik. "Kondisi berbeda di SPBU Kantong yang ada di daerah timur jembatan Comal, karena setelah jembatan putus, tidak bisa maksimal," tandasnya.
GM Marketing Pertamina MOR IV Soebagjo H Moeljanto mengatakan, secara keseluruhan untuk kuota BBM jenis premium wilayah Jateng dan DIY pada tahun ini mencapai 3,5 juta kilo liter (kl), sedangkan kuota BBM jenis solar mencapai 2,1 juta kl.
Meski ada pembatasan penjualan di sejumlah SPBU di Jateng dan DIY, stok di SPBU lain dipastikan aman. Masyarkat di Jateng dan DIY tidak akan kesulitan mendapatkan solar bersubsidi, karena jumlah SPBU yang menjual solar bersubsidi lebih banyak dari SPBU yang membatasi penjualan solar bersubsidi.
"Jumlah SPBU di Jateng dan DIY yang dibatasi jam penjualannya hanya 35 SPBU. Sementara SPBU di Jateng dan DIY ada sekitar 730 SPBU. Jadi tidak akan ada masalah, kalau di SPBU melakukan pembatasan masih ada SPBU terdekat. Jadi masyarkat tidak perlu panik dan khawatir," katanya, Rabu (6/8/2014).
External Relation Pertamina MOR IV Roberth MV Dumatubun mengatakan, terkait dengan adanya isu kelangkaan BBM di kalangan masyarkat, menurut dia hanya akibat panic buying adanya kebijakan baru.
"Kami akan berikan informasi kepada masyarakat SPBU mana yang diberlakukan pembatasan kebijakan pembatasan penjualan, sehingga masyarkat tidak merasa kesulitan," katanya.
Sementara, saat disinggung terkait dengan konsumsi BBM selama musim arus mudik dan balik di Jateng, Robert menyatakan, konsumsinya masih batas normal.
Dijelaskannya, hingga saat ini lonjakan masih sekitar 37%, lebih rendah dari perkiraan Pertamina. "Dari realisasi konsumsi tersebut, artinya stok BBM untuk semua jenis terutama premium dan solar dalam kondisi aman. Selain itu masyarakat tidak mengalami kendala dari sisi ketersediaan BBM," jelas dia.
Roberth mengatakan, 20 SPBU kantong dapat berjalan dengan optimal, sehingga tidak ada kendala dalam distribusi BBM selama arus mudik dan arus balik. "Kondisi berbeda di SPBU Kantong yang ada di daerah timur jembatan Comal, karena setelah jembatan putus, tidak bisa maksimal," tandasnya.
(izz)