Harga Minyak Global Kembali Naik
A
A
A
MELBOURNE - Harga minyak mentah minyak West Texas Intermediate (WTI) dan brent naik untuk hari kedua setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyetujui melakukan serangan udara ke Irak jika mengancam pasukan dan kepentingan AS.
Obama menyetujui melakukan serangan udara terhadap gerilyawan di Irak jika mereka mengancam kepentingannya di negara produsen minyak kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Namun, AS tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan darat ke Irak.
Obama sebelumnya mengatakan bahwa AS akan menyerang militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) jika mereka bergerak menuju kota Kurdi Erbil, di mana AS memiliki personel diplomatik di sana.
"Kondisi dinamis, kini telah bergeser dan risiko semakin besar. Pasukan berada di utara Irak, jauh dari sebagian besar fasilitas produksi minyak, tetapi sentimen itu dapat mempengaruhi pasar dalam jangka waktu signifikan," kata Kepala Strategi CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir Bloomberg, Jumat (8/8/2014).
Kontrak berjangka (futures) naik sebesar 0,6% di London dan 0,5% di New York. Adapun minyak brent di ICE Futures Europe Exchange di London untuk pengiriman September naik sebanyak 76 sen menjadi USD106,20 per barel dan berada di harga USD106,10 pada pukul 12.06 siang waktu Sydney. Harga telah naik 1,2% sepanjang pekan ini.
Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman September naik sebanyak 45 sen menjadi USD97,79 per barel. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 31% di atas rata-rata 100 hari. Premi minyak mentah patokan AS ini terhadap brent sebesar USD8,40.
Obama menyetujui melakukan serangan udara terhadap gerilyawan di Irak jika mereka mengancam kepentingannya di negara produsen minyak kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Namun, AS tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan darat ke Irak.
Obama sebelumnya mengatakan bahwa AS akan menyerang militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) jika mereka bergerak menuju kota Kurdi Erbil, di mana AS memiliki personel diplomatik di sana.
"Kondisi dinamis, kini telah bergeser dan risiko semakin besar. Pasukan berada di utara Irak, jauh dari sebagian besar fasilitas produksi minyak, tetapi sentimen itu dapat mempengaruhi pasar dalam jangka waktu signifikan," kata Kepala Strategi CMC Markets Michael McCarthy seperti dilansir Bloomberg, Jumat (8/8/2014).
Kontrak berjangka (futures) naik sebesar 0,6% di London dan 0,5% di New York. Adapun minyak brent di ICE Futures Europe Exchange di London untuk pengiriman September naik sebanyak 76 sen menjadi USD106,20 per barel dan berada di harga USD106,10 pada pukul 12.06 siang waktu Sydney. Harga telah naik 1,2% sepanjang pekan ini.
Sementara WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman September naik sebanyak 45 sen menjadi USD97,79 per barel. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 31% di atas rata-rata 100 hari. Premi minyak mentah patokan AS ini terhadap brent sebesar USD8,40.
(rna)