Reli Pelemahan IHSG Berpotensi Tertahan
A
A
A
JAKARTA - Potensi pelemahan lanjutan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi bisa bertahan jika pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk melakukan buy on weakness.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola spinning di atas lower bollinger band (LBB). MACD cenderung turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R cenderung turun.
“Masih silih bergantinya sentimen negatif membuat IHSG sulit untuk rebound, namun potensi pelemahan lanjutan bisa saja tertahan jika pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk buy on weakness,“ kata dia, Senin (11/8/2014).
Dia memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 5.035-5.044 dan resisten pada rentang 5.067-5.087. Sementara laju IHSG akhir pekan lalu mampu bertahan untuk tidak masuk pada kisaran target support 5.025-5.035 dan sempat berada di kisaran target resisten 5.075-5.095 meski akhirnya ditutup di bawahnya seiring kembali maraknya aksi jual.
Pasca menguat sehari sebelumnya, tampaknya IHSG tidak mampu bertahan naik sendiri dibandingkan dengan laju bursa saham Asia lainnya yang melemah. Masih adanya tekanan negatif yang melanda laju bursa saham global turut berimbas pada IHSG, sehingga pelaku pasar memanfaatkan penguatan sebelumnya untuk profit taking.
“Mood pelaku pasar kembali terusik dengan masih maraknya sentimen negatif. Apalagi jika pelaku pasar mengkaitkan masalah sidang MK dengan laju pasar yang tentunya kami nilai akan sangat terkesan lebay,“ ujar dia.
Menurut Reza, pelemahan yang terjadi lebih disebabkan sentimen global dan mungkin ada imbas dari pengurangan jatah BBM bersubsidi yang dapat berpengaruh sesaat pada penurunan aktivitas beberapa sektor. Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level tertinggi 5.068,72 di awal sesi 1 dan menyentuh level terendah 5.043,53 di mid sesi 1 dan berakhir di level 5.066,98.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola spinning di atas lower bollinger band (LBB). MACD cenderung turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R cenderung turun.
“Masih silih bergantinya sentimen negatif membuat IHSG sulit untuk rebound, namun potensi pelemahan lanjutan bisa saja tertahan jika pelaku pasar memanfaatkan pelemahan tersebut untuk buy on weakness,“ kata dia, Senin (11/8/2014).
Dia memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 5.035-5.044 dan resisten pada rentang 5.067-5.087. Sementara laju IHSG akhir pekan lalu mampu bertahan untuk tidak masuk pada kisaran target support 5.025-5.035 dan sempat berada di kisaran target resisten 5.075-5.095 meski akhirnya ditutup di bawahnya seiring kembali maraknya aksi jual.
Pasca menguat sehari sebelumnya, tampaknya IHSG tidak mampu bertahan naik sendiri dibandingkan dengan laju bursa saham Asia lainnya yang melemah. Masih adanya tekanan negatif yang melanda laju bursa saham global turut berimbas pada IHSG, sehingga pelaku pasar memanfaatkan penguatan sebelumnya untuk profit taking.
“Mood pelaku pasar kembali terusik dengan masih maraknya sentimen negatif. Apalagi jika pelaku pasar mengkaitkan masalah sidang MK dengan laju pasar yang tentunya kami nilai akan sangat terkesan lebay,“ ujar dia.
Menurut Reza, pelemahan yang terjadi lebih disebabkan sentimen global dan mungkin ada imbas dari pengurangan jatah BBM bersubsidi yang dapat berpengaruh sesaat pada penurunan aktivitas beberapa sektor. Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level tertinggi 5.068,72 di awal sesi 1 dan menyentuh level terendah 5.043,53 di mid sesi 1 dan berakhir di level 5.066,98.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
(rna)