BI Nilai Ekonomi Dunia Semakin Pulih
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai, dari sisi global, asesmen BI menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi dunia masih terus berlanjut.
"Perbaikan kondisi ekonomi global terutama ditopang perekonomian negara-negara maju seiring dengan kebijakan moneter yang akomodatif dan meredanya tekanan fiskal," ujarnya usai kegiatan RDG bulanan di Gedung BI, Kamis (14/8/2014).
Agus mengungkapkan, pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat tercermin dari revisi ke atas PDB pada triwulan I/2014 dan meningkatnya realisasi PDB pada triwulan II/2014, seiring meningkatnya investasi, konsumsi, dan sektor eksternal.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diprakirakan relatif terbatas sehingga mendorong berlanjutnya penurunan harga komoditas. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan II/2014 meningkat sebagai hasil dari stimulus yang dilakukan.
"Ke depan, terdapat sejumlah risiko global yang perlu untuk terus diwaspadai. Antara lain, normalisasi kebijakan the Fed dan Bank of England serta risiko munculnya spillover dan spillback dari melemahnya perekonomian emerging market," tandas Agus.
"Perbaikan kondisi ekonomi global terutama ditopang perekonomian negara-negara maju seiring dengan kebijakan moneter yang akomodatif dan meredanya tekanan fiskal," ujarnya usai kegiatan RDG bulanan di Gedung BI, Kamis (14/8/2014).
Agus mengungkapkan, pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat tercermin dari revisi ke atas PDB pada triwulan I/2014 dan meningkatnya realisasi PDB pada triwulan II/2014, seiring meningkatnya investasi, konsumsi, dan sektor eksternal.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diprakirakan relatif terbatas sehingga mendorong berlanjutnya penurunan harga komoditas. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan II/2014 meningkat sebagai hasil dari stimulus yang dilakukan.
"Ke depan, terdapat sejumlah risiko global yang perlu untuk terus diwaspadai. Antara lain, normalisasi kebijakan the Fed dan Bank of England serta risiko munculnya spillover dan spillback dari melemahnya perekonomian emerging market," tandas Agus.
(izz)