Mentan Tolak Dinilai Gagal dalam Swasembada Pangan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian Suswono menampik tegas pemerintahan SBY dinilai gagal dalam melakukan swasembada. Dia menerangkan, ada beberapa kebutuhan pokok yang surplus sebagai buktinya.
"Jangan dikatakan gagal. Ini kan kaitannya swasembada. Beras saja surplus. Kedelai sesuatu yang belum ada harga, cukup memadai. Pemicunya memang masih harga. Petani mau tanam kalau harga bagus. Kalau rugi, ngapain tanam," ujar dia di Jakarta , Jumat (15/8/2014).
Dia juga mengatakan, untuk jagung jauh lebih menguntungkan. Bisa dilihat dalam indikator ekonomi yang menunjukan angka positif.
"Surplus perdagangan kita di pertanian USD20 miliar. Kita punya produk komoditas unggulan di perkebunan, ada produk kita yang tidak optimal di dalam negeri. Contohnya kedelai, ini masih soal harga. Akhirnya trader memanfaatkan. Jadi lebih senang impor. Jadi kalau dari seluruh produk pertanian secara menyeluruh ya kita surplus," ujarnya.
Dia menambahkan, Indonesia punya unggulan di perkebunan, yaitu kakao dan karet. "Itu adalah unggulan kita yang tidak bisa disubtitusi di negara sub tropis. Jadi kita harus tau kita punya unggulan apa. Kalau kita tau, kita bisa optimalkan," katanya.
Namun, Suswono menjelaskan, memang kalau bercita-cita swasembada ke depan masih memungkinkan. "Asal ada penataan lahan, petani di sejahterahkan. Supaya bekerja di sektor pertanian menjanjikan dalam artian memang menguntungkan," pungkasnya.
"Jangan dikatakan gagal. Ini kan kaitannya swasembada. Beras saja surplus. Kedelai sesuatu yang belum ada harga, cukup memadai. Pemicunya memang masih harga. Petani mau tanam kalau harga bagus. Kalau rugi, ngapain tanam," ujar dia di Jakarta , Jumat (15/8/2014).
Dia juga mengatakan, untuk jagung jauh lebih menguntungkan. Bisa dilihat dalam indikator ekonomi yang menunjukan angka positif.
"Surplus perdagangan kita di pertanian USD20 miliar. Kita punya produk komoditas unggulan di perkebunan, ada produk kita yang tidak optimal di dalam negeri. Contohnya kedelai, ini masih soal harga. Akhirnya trader memanfaatkan. Jadi lebih senang impor. Jadi kalau dari seluruh produk pertanian secara menyeluruh ya kita surplus," ujarnya.
Dia menambahkan, Indonesia punya unggulan di perkebunan, yaitu kakao dan karet. "Itu adalah unggulan kita yang tidak bisa disubtitusi di negara sub tropis. Jadi kita harus tau kita punya unggulan apa. Kalau kita tau, kita bisa optimalkan," katanya.
Namun, Suswono menjelaskan, memang kalau bercita-cita swasembada ke depan masih memungkinkan. "Asal ada penataan lahan, petani di sejahterahkan. Supaya bekerja di sektor pertanian menjanjikan dalam artian memang menguntungkan," pungkasnya.
(gpr)