Pemerintah Baru Diminta Waspada Imbas Naikkan BBM
A
A
A
JAKARTA - Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistioningsih mengatakan, pemerintah mendatang perlu mewaspadai imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Salah satu yang dicermatinya adalah kenaikan inflasi.
"Pasti naik (inflasi), cuma kalau pemerintah sudah siap mengontrol dengan baik kenaikan BBM tadi, tekanannya terhadap inflasi bisa dikurangi. Asal pangannya itu bisa dikendalikan," terang dia kepada Sindonews, Minggu (24/8/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, selain berdampak terhadap inflasi, kenaikan harga BBM juga akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan menaikkan harga produknya. Selain itu, ada potensi maraknya oknum menimbun bahan bakar primadona tersebut.
"Karena di saat yang sama, pemerintah juga harus melakukan operasi pasar, mengontrol, memonitor perkembangan harga. Kan bisa keliatan siapa-siapa saja yang bermain di harga," ujarnya.
Lana mengusulkan, kenaikan harga BBM dilakukan secara bertahap dan tiap tahun. Angka kenaikan yang menurutnya realistis adalah Rp1.000 hingga Rp1.500 per tahunnya.
"Cukup realistis itu (naik bertahap), sebetulnya naik Rp1.000-Rp1.500 kok. Untuk 4 tahun ke depan, kenaikan Rp1.000-Rp1.500 masih bisa," tandasnya.
Sekedar informasi, pemerintah pada tahun lalu telah menaikkan harga BBM bersubsidi untuk jenis premium sebesar Rp1.500 menjadi Rp6.000 per liter dan solar sebesar Rp1.000 menjadi Rp5.500 per liter.
"Pasti naik (inflasi), cuma kalau pemerintah sudah siap mengontrol dengan baik kenaikan BBM tadi, tekanannya terhadap inflasi bisa dikurangi. Asal pangannya itu bisa dikendalikan," terang dia kepada Sindonews, Minggu (24/8/2014).
Lebih lanjut dia mengatakan, selain berdampak terhadap inflasi, kenaikan harga BBM juga akan mengakibatkan perusahaan-perusahaan menaikkan harga produknya. Selain itu, ada potensi maraknya oknum menimbun bahan bakar primadona tersebut.
"Karena di saat yang sama, pemerintah juga harus melakukan operasi pasar, mengontrol, memonitor perkembangan harga. Kan bisa keliatan siapa-siapa saja yang bermain di harga," ujarnya.
Lana mengusulkan, kenaikan harga BBM dilakukan secara bertahap dan tiap tahun. Angka kenaikan yang menurutnya realistis adalah Rp1.000 hingga Rp1.500 per tahunnya.
"Cukup realistis itu (naik bertahap), sebetulnya naik Rp1.000-Rp1.500 kok. Untuk 4 tahun ke depan, kenaikan Rp1.000-Rp1.500 masih bisa," tandasnya.
Sekedar informasi, pemerintah pada tahun lalu telah menaikkan harga BBM bersubsidi untuk jenis premium sebesar Rp1.500 menjadi Rp6.000 per liter dan solar sebesar Rp1.000 menjadi Rp5.500 per liter.
(rna)