Bank Mandiri Dukung Industri Karet Alam
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk terus mendukung perkembangan industri karet alam di Tanah Air. Pasalnya, perusahaan meyakini bahwa industri karet alam akan terus tumbuh seiring membaiknya kinerja sektor automotif di Amerika Serikat dan Asia.
Selain itu, Direktur Commercial & Business Banking PT Bank Mandiri Sunarso menuturkan, implementasi pembatasan suplai karet oleh tiga negara produsen, seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia akan membantu menopang harga karet alam.
“Kami siap bersinergi dengan pelaku usaha karet nasional melalui dukungan teknologi dan jaringan yang luas, sehingga industri karet alam Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang,” kata Sunarso dalam rilisnya di Jakarta, Minggu (24/8/2014).
Untuk mendukung pertumbuhan industri karet alam, perseroan terus meningkatkan pembiayaan di sektor perkebunan karet. Hingga Juni 2014, total kredit yang disalurkan Bank Mandiri ke sektor perkebunan karet dan industri pengolahan karet mencapai Rp7,3 triliun, naik 21,43% dibandingkan Juni 2013 sebesar Rp6,9 triliun.
Nilai komitmen penyaluran kredit Bank Mandiri ke industri karet tersebut mencapai hampir 10% dari total komitmen Bank Mandiri di sektor perkebunan yang pada Juni 2014 mencapai Rp88,6 triliun.
Karet alam merupakan produk pertanian yang digunakan sebagai bahan baku industri, terutama di industri automotif dan industri lain, seperti perpipaan, peralatan kesehatan, dan sebagainya. Di industri automotif misalnya, peningkatan kesejahteraan penduduk dunia diyakini akan terus mendongkrak permintaan kendaraan, baik untuk tujuan pribadi maupun komersial. Artinya, kebutuhan karet alam pun tidak akan menurun.
Berdasarkan statistik Gapkindo, konsumsi karet alam dunia sampai akhir 2013 mencapai 11,3 juta ton dan diperkirakan akan mencapai 11,8 juta ton pada 2014. Sedangkan produksi karet alam Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 3,205 juta ton pada 2014.
Guna menjaga kualitas pembiayaan di sektor perkebunan secara umum, Bank Mandiri selalu memperhatikan beberapa aspek, seperti teknis, legal, finansial, dan manajemen.
Bank Mandiri juga terus berupaya membuka akses pembiayaan bagi perkebunan rakyat untuk mendorong pertumbuhan industri perkebunan karet alam Indonesia. Pasalnya, sebesar 85% produk karet Indonesia berasal dari perkebunan rakyat, sehingga perlu diberikan akses yang lebih luas ke perbankan dan skema kredit yang sesuai.
“Kami yakin, melalui pemberian akses pembiayaan ke perkebunan rakyat, industri karet alam Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang ke arah yang jauh lebih baik,” ujar Sunarso.
Selain itu, Direktur Commercial & Business Banking PT Bank Mandiri Sunarso menuturkan, implementasi pembatasan suplai karet oleh tiga negara produsen, seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia akan membantu menopang harga karet alam.
“Kami siap bersinergi dengan pelaku usaha karet nasional melalui dukungan teknologi dan jaringan yang luas, sehingga industri karet alam Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang,” kata Sunarso dalam rilisnya di Jakarta, Minggu (24/8/2014).
Untuk mendukung pertumbuhan industri karet alam, perseroan terus meningkatkan pembiayaan di sektor perkebunan karet. Hingga Juni 2014, total kredit yang disalurkan Bank Mandiri ke sektor perkebunan karet dan industri pengolahan karet mencapai Rp7,3 triliun, naik 21,43% dibandingkan Juni 2013 sebesar Rp6,9 triliun.
Nilai komitmen penyaluran kredit Bank Mandiri ke industri karet tersebut mencapai hampir 10% dari total komitmen Bank Mandiri di sektor perkebunan yang pada Juni 2014 mencapai Rp88,6 triliun.
Karet alam merupakan produk pertanian yang digunakan sebagai bahan baku industri, terutama di industri automotif dan industri lain, seperti perpipaan, peralatan kesehatan, dan sebagainya. Di industri automotif misalnya, peningkatan kesejahteraan penduduk dunia diyakini akan terus mendongkrak permintaan kendaraan, baik untuk tujuan pribadi maupun komersial. Artinya, kebutuhan karet alam pun tidak akan menurun.
Berdasarkan statistik Gapkindo, konsumsi karet alam dunia sampai akhir 2013 mencapai 11,3 juta ton dan diperkirakan akan mencapai 11,8 juta ton pada 2014. Sedangkan produksi karet alam Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 3,205 juta ton pada 2014.
Guna menjaga kualitas pembiayaan di sektor perkebunan secara umum, Bank Mandiri selalu memperhatikan beberapa aspek, seperti teknis, legal, finansial, dan manajemen.
Bank Mandiri juga terus berupaya membuka akses pembiayaan bagi perkebunan rakyat untuk mendorong pertumbuhan industri perkebunan karet alam Indonesia. Pasalnya, sebesar 85% produk karet Indonesia berasal dari perkebunan rakyat, sehingga perlu diberikan akses yang lebih luas ke perbankan dan skema kredit yang sesuai.
“Kami yakin, melalui pemberian akses pembiayaan ke perkebunan rakyat, industri karet alam Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang ke arah yang jauh lebih baik,” ujar Sunarso.
(rna)