Pertamina Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi

Selasa, 26 Agustus 2014 - 20:35 WIB
Pertamina Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi
Pertamina Normalisasi Pasokan BBM Bersubsidi
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menegaskan, sesuai arahan pemerintah perseroan akan melakukan normalisasi pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kepada masyarakat agar tidak terjadi antrean yang berkepanjangan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, dengan mencermati perkembangan situasi yang terjadi di masyarakat, Pertamina mulai malam ini memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi kepada masyarakat. Sehingga, imbuh Ali, tidak ada lagi pemotongan pasokan baik untuk premium maupun solar.

Namun demikian, penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

“Terhitung mulai malam ini, penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi. Adapun, potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran sebelumnya, maka Pemerintah akan memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan Pertamina,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (26/8/2014) Malam.

Seperti diketahui, akibat pembatasan pasokan BBM bersubsidi oleh Pertamina, telah terjadi antrean di sejumlah SPBU di seluruh wilayah Indonesia. Meski demikian, Pertamina membantah bahwa BBM bersubsidi langka, melainkan hanya dikurangi pasokannya.

Kenyataannya, stok BBM bersubsidi mengalami kelangkaan di sejumlah wilayah. Hal ini mengakibatkan antrean panjang konsumen pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di beberapa wilayah di Indonesia.

Menanggapi hal itu, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya membantah bahwa telah terjadi kelangkaan BBM bersubsidi. Dia mengatakan hingga saat ini stok BBM aman.

"Enggak ada kelangkaan. Antrean iya, kelangkaan enggak. Jadi gini, tolong diluruskan, kelangkaan itu kalau BBM enggak ada," terang dia kemarin.

Lebih lanjut dia mengatakan, BBM Pertamina baik yang PSO atau non PSO stoknya di atas 18 hari kebutuhan nasional. Oleh sebab itu, yang terjadi bukanlah kelangkaan, melainkan antrean di beberapa SPBU. "Ini karena panic buying. Ada rush di situ. Karena mungkin Informasi yang beredar salah, seolah BBM habis di SPBU," tuturnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4331 seconds (0.1#10.140)