IHSG Berpotensi Lanjutkan Pelemahan

Senin, 01 September 2014 - 08:10 WIB
IHSG Berpotensi Lanjutkan...
IHSG Berpotensi Lanjutkan Pelemahan
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal bulan ini berpotensi melanjutkan pelemahan serta mencoba untuk menutup gap sebelumnya di level 5.113.

Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Ayyi Achmad Hidayah memperkirakan, IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks terkoreksi tajam dan ditutup melemah 0,92%.

"Hari ini IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan," kata Ayyi, Senin (1/9/2014).

Dia memprediksi, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.117 dan resistance 5.173. Sementara pasar global cenderung menguat.

Pasar saham Amerika Serikat (AS) bergerak flat, seiring spekulasi kenaikan suku bunga acuan The Fed. penguatan dialami oleh indeks Dow Jones Industrial Avg sebesar 0,11% dan indeks S&P500 sebesar 0,33%.

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi Jepang dan Eropa yang kembali meluncurkan stimulus. Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang sebesar 0,22% dan indeks KOSPI Composit dn Korea Selatan sebesar 0,09%.

Sementara, harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak mixed. Harga minyak mentah WTI naik 1,36% ke level USD95,96 per barel. Sedangkan harga emas Comex terkoreksi 0,14% ke posisi
USD1.290,40 per troy ounce.

Dari dalam negeri, investor menanti rilis data inflasi Agustus 2014 dan neraca perdagangan Juli 2014 yang sedianya akan diumumkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) siang nanti.

"Kami memprediksi inflasi Agustus 2014 akan naik menjadi 0,57% (MoM). Namun dalam penghitungan tahunan, inflasi diprediksi akan turun menjadi 4,1% (YoY) pada Agustus 2014 dari 4,53% (YoY) pada Juli 2014," ujarnya.

Hal itu disebabkan karena penyesuaian selepas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang akan berlanjut dimaterialisasikan.

Sementara untuk neraca perdagangan diperkirakan akan berlanjut menguat dan membukukan surplus tipis sebesar USD10 juta dari posisi defisit USD305 juta pada Juni 2014, karena adanya penurunan impor yang lebih tajam daripada ekspor.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7575 seconds (0.1#10.140)