Inflasi Jateng Turun Lagi

Senin, 01 September 2014 - 20:55 WIB
Inflasi Jateng Turun...
Inflasi Jateng Turun Lagi
A A A
SEMARANG - Tren Inflasi di Jawa Tengah terus mengalami penurunan. Jika pada bulan Juli lalu, inflasi di Jateng sebesar inflasi sebesar 0,72% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113, di bulan Agustus mengalami penurunan menjadi 0,45% dengan IHK sebesar 113,59.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamachsyari mengatakan, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar menurutnya inflasi (deflasi) di Jateng adalah mulai stabilnya beberapa barang seperti bawang merah, telur, ayam ras, bawang putih, dan tomat sayur.

“Perkembangan harga berbagai komoditas di Jawa Tengah pada bulan Agustus 2014 secara umum mengalami kenaikan, namun demikian ada beberapa komoditi yang turun, setelah lebaran, sehingga mampu menekan inflasi di Jateng,” katanya, Senin (1/9/2014).

Dia mengatakan, beberapa komoditi yang mengalami kenaikan di antaranya adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,85%; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,70%. Kemudian disusul kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34%; serta kelompok kesehatan, komunikasi dan sadang.

Berdasarkan data, dari enam kota SBH di Jateng, semuanya mengalami inflasi. Kota SBH yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Kudus sebesar 0,58% dengan IHK sebesar 119,12 diikuti oleh Kota Tegal sebesar 0,57% dengan IHK 110,44; Kota Cilacap sebesar 0,52% dengan IHK sebesar 116,99. Kemudian Kota Surakarta sebesar 0,46% dengan IHK sebesar 111,94; Kota Purwokerto sebesar 0,43% dengan IHK 113,30 dan terendah adalah Kota Semarang sebesar 0,41% dengan IHK sebesar 113,31.

Rendahnya inflasi di Jawa Tengah, sebelumnya telah diprediksi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah.

Ketua TPID Jateng Sri Puryono mengatakan, faktor pendorong penurunan inflasi tersebut antara lain terjaganya ketersediaan pasokan komoditas.

“Hasil pemantauan harga komoditas pangan pokok di beberapa pasar menunjukkan kondisi yang stabil dan tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan pada bulan Agustus 2014,” ujarnya.

Namun demikian, untuk bulan-bulan ke depan, tetap mewaspadai beberapa faktor risiko inflasi meski dampak dari risiko inflasi tersebut diperkirakan dapat dikendalikan dengan persiapan yang lebih matang.

Risiko inflasi tersebut antara lain terkait dengan potensi El Nino yang dapat berdampak pada pencapaian produksi pangan, dampak kenaikan TTL, serta rencana penyesuaian tarif angkutan udara.

Berdasarkan perkembangan tersebut dan faktor risiko inflasi ke depan, TPID Jateng akan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait guna meminimalkan dampak terhadap inflasi.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0726 seconds (0.1#10.140)