PLN Berpotensi Hentikan Pasokan Listrik ke Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (persero) berpotensi menghentikan pasokan listrik untuk masyarakat. Karena minimnya anggaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat pesat.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menuturkan, dalam lima tahun ke depan tambahan kapasitas listrik perlu dipasok sebesar 10.000 mega watt (MW) per tahun. Hal ini mengacu dari Rencana Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk 2012-2022 dengan tambahan kapasitas mencapai 59 ribu MW.
"Belanja modal PLN dalam 5,5 tahun saja hanya Rp305 triliun. Dalam lima tahun mendatang bisa nambah pasokan listrik sebesar 10.000 MW per tahun itu berat," tutur Susilo di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Menurutnya, kapasitas PLN untuk menambah pasokan listrik sampai 2022 hanya mencapai sekitar 34.000 MW. Investasi untuk mengakomodasi proyeksi PLN untuk menambah kapasitas listrik mencapai Rp900 triliun.
Di samping itu, Wamen ESDM juga menitikberatkan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7%. Bila perekonomian nasional meningkat lebih dari 7%, maka pertumbuhan kapasitas listrik bisa terkoreksi dari awal ketetapan.
"Kalau ekonomi 7% itu bisa kebutuhan kapasitas listrik hingga 2022 mencapai 59 ribu MW. Kalau pertumbuhan ekonomi lebih dari itu, ya naik lagi," katanya.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo menuturkan, dalam lima tahun ke depan tambahan kapasitas listrik perlu dipasok sebesar 10.000 mega watt (MW) per tahun. Hal ini mengacu dari Rencana Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk 2012-2022 dengan tambahan kapasitas mencapai 59 ribu MW.
"Belanja modal PLN dalam 5,5 tahun saja hanya Rp305 triliun. Dalam lima tahun mendatang bisa nambah pasokan listrik sebesar 10.000 MW per tahun itu berat," tutur Susilo di Jakarta, Kamis (4/9/2014).
Menurutnya, kapasitas PLN untuk menambah pasokan listrik sampai 2022 hanya mencapai sekitar 34.000 MW. Investasi untuk mengakomodasi proyeksi PLN untuk menambah kapasitas listrik mencapai Rp900 triliun.
Di samping itu, Wamen ESDM juga menitikberatkan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7%. Bila perekonomian nasional meningkat lebih dari 7%, maka pertumbuhan kapasitas listrik bisa terkoreksi dari awal ketetapan.
"Kalau ekonomi 7% itu bisa kebutuhan kapasitas listrik hingga 2022 mencapai 59 ribu MW. Kalau pertumbuhan ekonomi lebih dari itu, ya naik lagi," katanya.
(izz)