Indef: Setiap Koridor MP3EI Harus Dibangun KEK
Indef: Setiap Koridor MP3EI Harus Dibangun KEK
A
A
A
JAKARTA - Ekonom dari Institute for Development of Economic and Financial (Indef) Aviliani mengatakan, dalam proyek Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) seharusnya pemerintah menciptakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di setiap koridor ekonomi baru.
Menurutnya, hal ini untuk menghindari kecenderungan terjadinya inefisiensi dalam proyek yang digagas tiga tahun lalu itu.
"Kalau kita lihat pembangunan 22 sektor itu yang berkaitan dengan daya saing Indonesia. Sebenarnya sudah dipilah-pilah, tinggal bagaimana KEK itu dibangun di setiap koridor. Karena, kalau tidak dibangun di ekonomi khusus, pasti kecenderungannya jadi inefisiensi," ujarnya di JCC, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Selain terjadinya inefisiensi, ketiadaan kawasan ekonomi khusus di setiap koridor juga akan berdampak pada lingkungan. Sebab, daya saing Indonesia tidak hanya dilihat pada barang, tetapi juga terhadap lingkungannya.
"Jadi menurut saya sekarang sektor-sektor ekonominya terutama infrastruktur energi itu yang sekarang lagi dikembangkan, yaitu batu bara, gas, itu di daerah Sumatera. Tinggal mengonkretkan saja apa program di setiap koridor," pungkas Aviliani.
Menurutnya, hal ini untuk menghindari kecenderungan terjadinya inefisiensi dalam proyek yang digagas tiga tahun lalu itu.
"Kalau kita lihat pembangunan 22 sektor itu yang berkaitan dengan daya saing Indonesia. Sebenarnya sudah dipilah-pilah, tinggal bagaimana KEK itu dibangun di setiap koridor. Karena, kalau tidak dibangun di ekonomi khusus, pasti kecenderungannya jadi inefisiensi," ujarnya di JCC, Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Selain terjadinya inefisiensi, ketiadaan kawasan ekonomi khusus di setiap koridor juga akan berdampak pada lingkungan. Sebab, daya saing Indonesia tidak hanya dilihat pada barang, tetapi juga terhadap lingkungannya.
"Jadi menurut saya sekarang sektor-sektor ekonominya terutama infrastruktur energi itu yang sekarang lagi dikembangkan, yaitu batu bara, gas, itu di daerah Sumatera. Tinggal mengonkretkan saja apa program di setiap koridor," pungkas Aviliani.
(izz)
Explore More