DPR Cemberut Dividen dari Semen Indonesia Dikurangi
A
A
A
JAKARTA - Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Memed Sosiawan menyatakan tidak setuju jika setoran dividen dari PT Semen Indonesia (Persero) dikurangi untuk modal investasi perusahaan pelat merah tersebut.
"Semen Indonesia enggak perlu dapet tambahan anggaran untuk investasinya. Untuk Tuban saja, anggaran mereka masih ada kok," kata anggota Fraksi PKS itu dalam rapat Banggar DPR, di Jakarta, Senin (8/9/2014).
Sebesar 50% dividen Semen Indonesia menurut Memed, seharusnya tidak diberikan, lantaran kondisi keuangan perusahaan tersebut sangat baik. Bahkan kalau perlu kata dia, dividen Semen Indonesia harusnya 80%.
"Dia tidak butuh tambahan dana sebanyak itu dari pemerintah untuk investasi. Yang di Tuban saja tidak dipakai, sekarang malah mau ditambah," katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris BUMN, Imam Apriyanto Putro menjelaskan, Semen Indonesia memang membutuhkan dana untuk investasi. Dengan demikian, dividen yang dikenakan hanya 50%. "Harapannya sebesar 50 % (dari laba) digunakan untuk investasi kembali," ucap Imam.
Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu memaparkan, Semen Indonesia tengah melebarkan sayap bisnisnya dengan target akhir tahun ini melakukan akuisisi produsen semen Myanmar yang akan segera rampung.
Selain itu, perusahaan besar tersebut merampungkan akuisisi produsen semen di Bangladesh. Semen Indonesia juga akan meningkatkan kapasitas produksi mereka di pabrik Vietnam.
"Semen Indonesia enggak perlu dapet tambahan anggaran untuk investasinya. Untuk Tuban saja, anggaran mereka masih ada kok," kata anggota Fraksi PKS itu dalam rapat Banggar DPR, di Jakarta, Senin (8/9/2014).
Sebesar 50% dividen Semen Indonesia menurut Memed, seharusnya tidak diberikan, lantaran kondisi keuangan perusahaan tersebut sangat baik. Bahkan kalau perlu kata dia, dividen Semen Indonesia harusnya 80%.
"Dia tidak butuh tambahan dana sebanyak itu dari pemerintah untuk investasi. Yang di Tuban saja tidak dipakai, sekarang malah mau ditambah," katanya.
Di tempat yang sama, Sekretaris BUMN, Imam Apriyanto Putro menjelaskan, Semen Indonesia memang membutuhkan dana untuk investasi. Dengan demikian, dividen yang dikenakan hanya 50%. "Harapannya sebesar 50 % (dari laba) digunakan untuk investasi kembali," ucap Imam.
Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu memaparkan, Semen Indonesia tengah melebarkan sayap bisnisnya dengan target akhir tahun ini melakukan akuisisi produsen semen Myanmar yang akan segera rampung.
Selain itu, perusahaan besar tersebut merampungkan akuisisi produsen semen di Bangladesh. Semen Indonesia juga akan meningkatkan kapasitas produksi mereka di pabrik Vietnam.
(gpr)