Pengusaha Katering Terancam Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg
A
A
A
JAKARTA - Kenaikan harga elpiji 12 kg juga dirasakan pengusaha katering rumahan yang biasa dijalankan ibu-ibu rumah tangga.
Salah satunya Mutiah, ibu rumah tangga yang sudah 10 tahun berbisnis katering. Dia mengeluh usahanya selalu terimbas harga elpiji 12 kg.
"Dulu harganya Rp60 ribu per kg dan sekarang Rp100 ribu-an. Itu sengsara kalau sampai nanti di tahun-tahun ke depan harganya Rp200 ribu," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Mutiah mengaku tidak bisa lagi menggunakan elpiji 12 kg. Karena tidak untung jika menggunakan gas bertabung biru itu mengingat harganya semakin melambung.
"Saya sudah stop sebulan yang lalu, eh tahu-tahu Mbak Wartawan bilang naik lagi dari pemerintah. Padahal, rasanya baru kemarin harga Rp100 ribu. Sekarang sudah naik lagi, naik melulu perasaan," ujarnya sambil mengerutkan dahi.
Dia menuturkan, bila tetap bertahan di elpiji 12 kg, pengaruhnya besar pada makanan yang dijualnya.
"Berpengaruh banget, kalau tetap tahan sama 12 kg, saya mau ambil untung berapa? Masa harus rugi melulu? Kan kita jualan, usaha begini juga buat anak-anak yang masih kuliah," imbuhnya.
Mutiah berharap, ada peran aktif pemerintah agar masyarakat tidak tercekik dengan kenaikan ini. Apalagi, pemerintah akan menaikkan secara bertahap. Artinya, di waktu-waktu mendatang bakal ada kenaikan gas lagi.
"Kasihan sama orang-orang yang usaha ini. Jangan dipersulit kayak begini," tandasnya.
Salah satunya Mutiah, ibu rumah tangga yang sudah 10 tahun berbisnis katering. Dia mengeluh usahanya selalu terimbas harga elpiji 12 kg.
"Dulu harganya Rp60 ribu per kg dan sekarang Rp100 ribu-an. Itu sengsara kalau sampai nanti di tahun-tahun ke depan harganya Rp200 ribu," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Mutiah mengaku tidak bisa lagi menggunakan elpiji 12 kg. Karena tidak untung jika menggunakan gas bertabung biru itu mengingat harganya semakin melambung.
"Saya sudah stop sebulan yang lalu, eh tahu-tahu Mbak Wartawan bilang naik lagi dari pemerintah. Padahal, rasanya baru kemarin harga Rp100 ribu. Sekarang sudah naik lagi, naik melulu perasaan," ujarnya sambil mengerutkan dahi.
Dia menuturkan, bila tetap bertahan di elpiji 12 kg, pengaruhnya besar pada makanan yang dijualnya.
"Berpengaruh banget, kalau tetap tahan sama 12 kg, saya mau ambil untung berapa? Masa harus rugi melulu? Kan kita jualan, usaha begini juga buat anak-anak yang masih kuliah," imbuhnya.
Mutiah berharap, ada peran aktif pemerintah agar masyarakat tidak tercekik dengan kenaikan ini. Apalagi, pemerintah akan menaikkan secara bertahap. Artinya, di waktu-waktu mendatang bakal ada kenaikan gas lagi.
"Kasihan sama orang-orang yang usaha ini. Jangan dipersulit kayak begini," tandasnya.
(izz)