Pasar Konstruksi Positif Dukung Kinerja DGIK
A
A
A
JAKARTA - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) diprediksi memiliki potensi pertumbuhan kinerja yang baik didukung positifnya pasar konstruksi di Tanah Air.
Analis Pefindo Madjid Abidillah mengatakan, pemerintah terpilih yang fokus pada pengembangan infrastruktur, khusunya pembangkit listrik, jalan, dan pelabuhan akan mendukung prospek konstruksi yang lebih cerah. Pasar konstruksi tahun ini diperkirakan akan tumbuh 31% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp500 triliun.
Sentimen positif lainnya yang akan mendukung pasar konstruksi adalah hasil pemilihan umum yang lancar, sehingga dapat menarik minta asing. Arus modal asing yang kuat dapat memperkuat rupiah dan menurunkan biaya dana.
"Kami melihat bahwa kedua faktor tersebut dapat menciptakan lahan subur bagi sektor konstruksi," kata dia dalam risetnya.
Di samping itu, menurut dia, DGIK yang masuk ke sektor energi dengan membangun pembangkit mini hydro dapat memberikan pendapatan di masa mendatang. Hingga Mei 2014, kontrak baru yang dibukukan DGIK mencapai Rp1,2 triliun atau mencapai 67% dari target tahun ini.
Dengan pertimbangan tersebut, dia meyakini pendapatan DGIK pada tahun ini bisa tumbuh 25% dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp1,45 triliun dan tahun ini diproyeksi tumbuh menjadi Rp1,81 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan tumbuh 18,18% menjadi Rp78 miliar dari tahun lalu senilai Rp66 miliar.
Dibanding rata-rata industri, DGIK memiliki leverage lebih rendah. Pada semester I/2014, utang berbunga perseroan Rp170 miliar, turun dibanding 2013 senilai Rp267 miliar.
Dengan kondisi tersebut, harga saham perseroan diperkirakan terendah akan berada di harga Rp270 dan tertinggi di harga Rp426 per lembar. Adapun harga saham DGIK pada pukul 15.00 WIB berada di harga Rp185 atau turun 4 poin dibanding penutupan kemarin.
Analis Pefindo Madjid Abidillah mengatakan, pemerintah terpilih yang fokus pada pengembangan infrastruktur, khusunya pembangkit listrik, jalan, dan pelabuhan akan mendukung prospek konstruksi yang lebih cerah. Pasar konstruksi tahun ini diperkirakan akan tumbuh 31% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp500 triliun.
Sentimen positif lainnya yang akan mendukung pasar konstruksi adalah hasil pemilihan umum yang lancar, sehingga dapat menarik minta asing. Arus modal asing yang kuat dapat memperkuat rupiah dan menurunkan biaya dana.
"Kami melihat bahwa kedua faktor tersebut dapat menciptakan lahan subur bagi sektor konstruksi," kata dia dalam risetnya.
Di samping itu, menurut dia, DGIK yang masuk ke sektor energi dengan membangun pembangkit mini hydro dapat memberikan pendapatan di masa mendatang. Hingga Mei 2014, kontrak baru yang dibukukan DGIK mencapai Rp1,2 triliun atau mencapai 67% dari target tahun ini.
Dengan pertimbangan tersebut, dia meyakini pendapatan DGIK pada tahun ini bisa tumbuh 25% dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp1,45 triliun dan tahun ini diproyeksi tumbuh menjadi Rp1,81 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan tumbuh 18,18% menjadi Rp78 miliar dari tahun lalu senilai Rp66 miliar.
Dibanding rata-rata industri, DGIK memiliki leverage lebih rendah. Pada semester I/2014, utang berbunga perseroan Rp170 miliar, turun dibanding 2013 senilai Rp267 miliar.
Dengan kondisi tersebut, harga saham perseroan diperkirakan terendah akan berada di harga Rp270 dan tertinggi di harga Rp426 per lembar. Adapun harga saham DGIK pada pukul 15.00 WIB berada di harga Rp185 atau turun 4 poin dibanding penutupan kemarin.
(rna)