Industri Asuransi Umum Targetkan Premi Tumbuh 20%
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan pertumbuhan premi bruto asuransi umum sebesar 20% dari realisasi tahun 2013 sekitar Rp46,8 triliun.
Sampai dengan semester I tahun 2014, premi bruto asuransi umum sebesar Rp25,5 triliun atau naik 21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari Rp21,05 triliun.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Informasi & Analisa AAUI Dadang Sukresna mengatakan, pangsa pasar terbesar pada semester I masih di dominasi oleh premi asuransi kendaraan bermotor, harta benda, dan kesehatan.
“Adapun pangsa pasar kendaraan bermotor sekitar 29,8%, kesehatan sebesar 8,7%, dan asuransi harta benda sekitar 26,4%,” kata Dadang saat Konferensi Pers Analisa industri Asuransi Umum Semester I tahun 2014 di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Tercatat, sampai sepanjang semester I-2014, premi bruto kendaraan bermotor sebesar Rp7,5 triliun atau tumbuh 20% dari Rp6,3 triliun di semester I 2013.
Asuransi harta benda sebesar Rp6,7 triliun atau tumbuh 9,5% dari Rp6,13 triliun. Sementara itu, premi bruto asuransi kesehatan mengalami pertumbuhan 47,4% menjadi sebesar Rp2,21 triliun dari Rp1,5 triliun.
Dia melanjutkan, apabila dibandingkan dengan kuartal I tahun ini, terjadi perubahan dominasi market dari asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor.
Asuransi harta benda mengalami penurunan pangsa pasar dari 29,2% menjadi 26,4%. Sedangkan asuransi kendaraan bermotor mengalami penurunan dari 30% menjadi 29,8%.
Meskipun mengalami penurunan pangsa pasar, pihaknya meyakini pada semester II tahun ini, ketiga lini usaha asuransi tersebut masih mendominasi terhadap pertumbuhan premi.
Akan tetapi, lanjut dia, pertumbuhan ketiga lini usaha itu sangat tergantung pada realisasi kebijakan Presiden Terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor, perubahan pangsa pasar asuransi umum mendatang tergantung pada realisasi kebijakan pembangunan ekonomi pasangan Presiden terpilih Jokowi-JK.
Dia mengungkap, apabila mereka bisa merealisasikan pembangunan poros maritim yang mengandalkan perhubungan laut, maka tidak menutup kemungkinan pengangkutan laut bisa mendominasi pangsa pasar asuransi umum di Indonesia.
Sampai dengan semester I tahun 2014, premi bruto asuransi umum sebesar Rp25,5 triliun atau naik 21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari Rp21,05 triliun.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Informasi & Analisa AAUI Dadang Sukresna mengatakan, pangsa pasar terbesar pada semester I masih di dominasi oleh premi asuransi kendaraan bermotor, harta benda, dan kesehatan.
“Adapun pangsa pasar kendaraan bermotor sekitar 29,8%, kesehatan sebesar 8,7%, dan asuransi harta benda sekitar 26,4%,” kata Dadang saat Konferensi Pers Analisa industri Asuransi Umum Semester I tahun 2014 di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Tercatat, sampai sepanjang semester I-2014, premi bruto kendaraan bermotor sebesar Rp7,5 triliun atau tumbuh 20% dari Rp6,3 triliun di semester I 2013.
Asuransi harta benda sebesar Rp6,7 triliun atau tumbuh 9,5% dari Rp6,13 triliun. Sementara itu, premi bruto asuransi kesehatan mengalami pertumbuhan 47,4% menjadi sebesar Rp2,21 triliun dari Rp1,5 triliun.
Dia melanjutkan, apabila dibandingkan dengan kuartal I tahun ini, terjadi perubahan dominasi market dari asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor.
Asuransi harta benda mengalami penurunan pangsa pasar dari 29,2% menjadi 26,4%. Sedangkan asuransi kendaraan bermotor mengalami penurunan dari 30% menjadi 29,8%.
Meskipun mengalami penurunan pangsa pasar, pihaknya meyakini pada semester II tahun ini, ketiga lini usaha asuransi tersebut masih mendominasi terhadap pertumbuhan premi.
Akan tetapi, lanjut dia, pertumbuhan ketiga lini usaha itu sangat tergantung pada realisasi kebijakan Presiden Terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor, perubahan pangsa pasar asuransi umum mendatang tergantung pada realisasi kebijakan pembangunan ekonomi pasangan Presiden terpilih Jokowi-JK.
Dia mengungkap, apabila mereka bisa merealisasikan pembangunan poros maritim yang mengandalkan perhubungan laut, maka tidak menutup kemungkinan pengangkutan laut bisa mendominasi pangsa pasar asuransi umum di Indonesia.
(gpr)