Bappenas-Kemenko Perekonomian Gelar IIICE 2014
A
A
A
JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menggelar Indonesia International Infrastructure Conference & Exhibition (IIICE) 2014.
Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah-Swasta Bappenas, Bastary P Indra menjelaskan, acara yang akan dilangsungkan di Jakarta Convention Centre (JCC) pada 5-7 November 2014 ini bertema "Membangun Kemitraan dalam Rangka Mendorong Perekonomian dan Pertumbuhan Sosial di Seluruh Provinsi".
IIICE 2014 akan menampilkan berbagai proyek infrastruktur di masing-masing provinsi yang berkaitan dengan sektor pembangkit listrik dan energi terbarukan, transportasi darat, laut dan kereta api, serta pengolahan air dan limbah.
"Seiring dengan terbentuknya pemerintahan baru, fokus kerja 100 hari pemerintahan Jokowi-JK, kemungkinan akan terarah pada pembangunan infrastruktur transportasi dan energi yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Daerah, BUMN dan Swasta," kata Bastary dalam konferensi pers penyelenggaraan IIICE 2014 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Daerah, Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menyampaikan, pemerintahan baru Jokowi-JK yang akan berlaku mulai Oktober 2014 merupakan babak baru bagi sektor infrastruktur di Indonesia.
"Pemerintahan baru menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% sehingga dibutuhkan alokasi dana yang fantastis yang dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur agar dapat mendukung tercapainya target tersebut," ujarnya.
Dia menambahkan, anggaran pembangunan infrastruktur yang ada saat ini senilai USD330 miliar atau setara Rp39,4 triliun dinilai tidak cukup untuk menunjang target pengembangan infrastruktur.
"Ini sangat penting untuk memiliki tambahan sumber dana baik dari investasi dalam negeri maupun asing. Defisit di bidang pembangunan infrastruktur konstruksi, merupakan sebuah kesempatan juga bagi sektor swasta untuk bekerja sama dengan pemerintah," tuturnya.
Sebagai informasi, Indonesia mencatat pertumbuhan 16,4% pada kuartal kedua 2014. Dari data BKPM, nilai investasi asing di Asia Tenggara mencapai Rp116,2 triliun, Singapura menyumbang USD112,8 juta. Sementara itu dari Eropa, Inggris, menanam investasi di Indonesia senilai USD401,5 juta.
Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah-Swasta Bappenas, Bastary P Indra menjelaskan, acara yang akan dilangsungkan di Jakarta Convention Centre (JCC) pada 5-7 November 2014 ini bertema "Membangun Kemitraan dalam Rangka Mendorong Perekonomian dan Pertumbuhan Sosial di Seluruh Provinsi".
IIICE 2014 akan menampilkan berbagai proyek infrastruktur di masing-masing provinsi yang berkaitan dengan sektor pembangkit listrik dan energi terbarukan, transportasi darat, laut dan kereta api, serta pengolahan air dan limbah.
"Seiring dengan terbentuknya pemerintahan baru, fokus kerja 100 hari pemerintahan Jokowi-JK, kemungkinan akan terarah pada pembangunan infrastruktur transportasi dan energi yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Daerah, BUMN dan Swasta," kata Bastary dalam konferensi pers penyelenggaraan IIICE 2014 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Daerah, Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menyampaikan, pemerintahan baru Jokowi-JK yang akan berlaku mulai Oktober 2014 merupakan babak baru bagi sektor infrastruktur di Indonesia.
"Pemerintahan baru menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% sehingga dibutuhkan alokasi dana yang fantastis yang dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur agar dapat mendukung tercapainya target tersebut," ujarnya.
Dia menambahkan, anggaran pembangunan infrastruktur yang ada saat ini senilai USD330 miliar atau setara Rp39,4 triliun dinilai tidak cukup untuk menunjang target pengembangan infrastruktur.
"Ini sangat penting untuk memiliki tambahan sumber dana baik dari investasi dalam negeri maupun asing. Defisit di bidang pembangunan infrastruktur konstruksi, merupakan sebuah kesempatan juga bagi sektor swasta untuk bekerja sama dengan pemerintah," tuturnya.
Sebagai informasi, Indonesia mencatat pertumbuhan 16,4% pada kuartal kedua 2014. Dari data BKPM, nilai investasi asing di Asia Tenggara mencapai Rp116,2 triliun, Singapura menyumbang USD112,8 juta. Sementara itu dari Eropa, Inggris, menanam investasi di Indonesia senilai USD401,5 juta.
(dmd)