Indonesia Harus Punya Bank Pembangunan Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan, pengusaha harus untung dalam pembangunan proyek infrastruktur yang melibatkan pihak swasta yang dalam hal ini adalah pengusaha.
"Kadin kan juga pengusaha, maunya kan untung dong nggak rugi. Kalau dalam poryek infrastruktur kita ikutan, yang akan memberikan keuntungan itu kalo pinjamannya jangka panjang. Nah, proyek infrastruktur itu nggak ada yang dalam empat tahun itu balik modal. 10 tahun baru balik investasinya," ujar dia di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Dia mengatakan, jika dalam jangka pendek untuk mengerjakan proyek yang tingkat pengembaliannya jangka panjang, itu jelas tidak akan cocok. Jadi, pemerintah harus memberikan aset kepada pengusaha, pinjaman jangka panjang dengan bunga yang relatif rendah.
"Sekarang enggak mungkin. Bunga di Indonesia itu sekitar 15% jangka pendek. Nah, itu dicari solusinya. Solusinya, Kadin usulkan, bangun bank pembangunan infrastruktur. China bikin itu buat Asia, karena dia tau Asia perlu ini, duitnya China kan banyak," ujarnya.
Suryo menerangkan, Indonesia harus mencoba untuk menyontoh China untuk membuat bank semacam itu. "Kita minta duit dari China, World Bank dari mana-mana, itu kan bunganya cuma 1%-2%. Tambah deh yang keuntungan bank pembangunan ini misalnya 3%. Jadi 4%-5% kan, masih ada, enggak perlu bunga 15% itu kegedean," ujar dia.
Jadi, ungkap Suryo, Indonesia harus mengambil solusi dan berani misalnya membangun infrastruktur jalan di atas jalan, seperti di Jepang untuk memperlancar transportasi dan kemacetan.
"Tidak masalah jika swasta yang mengerjakan. Anda kan tau sendiri kalau sudah sore jam 4-5 itu yang namanya jalan sudah enggak tau mesti apa. Saya kalau sudah begitu, turun mobil cari ojek," tandasnya.
"Kadin kan juga pengusaha, maunya kan untung dong nggak rugi. Kalau dalam poryek infrastruktur kita ikutan, yang akan memberikan keuntungan itu kalo pinjamannya jangka panjang. Nah, proyek infrastruktur itu nggak ada yang dalam empat tahun itu balik modal. 10 tahun baru balik investasinya," ujar dia di hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Dia mengatakan, jika dalam jangka pendek untuk mengerjakan proyek yang tingkat pengembaliannya jangka panjang, itu jelas tidak akan cocok. Jadi, pemerintah harus memberikan aset kepada pengusaha, pinjaman jangka panjang dengan bunga yang relatif rendah.
"Sekarang enggak mungkin. Bunga di Indonesia itu sekitar 15% jangka pendek. Nah, itu dicari solusinya. Solusinya, Kadin usulkan, bangun bank pembangunan infrastruktur. China bikin itu buat Asia, karena dia tau Asia perlu ini, duitnya China kan banyak," ujarnya.
Suryo menerangkan, Indonesia harus mencoba untuk menyontoh China untuk membuat bank semacam itu. "Kita minta duit dari China, World Bank dari mana-mana, itu kan bunganya cuma 1%-2%. Tambah deh yang keuntungan bank pembangunan ini misalnya 3%. Jadi 4%-5% kan, masih ada, enggak perlu bunga 15% itu kegedean," ujar dia.
Jadi, ungkap Suryo, Indonesia harus mengambil solusi dan berani misalnya membangun infrastruktur jalan di atas jalan, seperti di Jepang untuk memperlancar transportasi dan kemacetan.
"Tidak masalah jika swasta yang mengerjakan. Anda kan tau sendiri kalau sudah sore jam 4-5 itu yang namanya jalan sudah enggak tau mesti apa. Saya kalau sudah begitu, turun mobil cari ojek," tandasnya.
(gpr)