BBM Bersubsidi Naik November, Inflasi Bisa di Atas 3%
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, dampak inflasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) diprediksikan akan di atas 3% lebih besar ketimbang sewaktu elpiji naik.
Kenaikan BBM bersubsidi dikabarkan akan dilaksanakan pada November 2014 setelah presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dilantik. Kenaikan diperkirakan sekitar Rp3.000 per liter, menjadi Rp9.500 dari Rp6.500.
"BBM itu perhitungannya gini, hampir semuanya komoditas itu kena. Transportasi, konsumsi dan yang lainnya akan kena dampaknya. Karena itu kan saling berhubungan ya," ujar Suryamin di Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Suryamin menjelaskan, akan terjadi dampak langsung dan tidak langsung terhadap kenaikan ini. Bukan hanya sekali saja terkena dampaknya, namun akan bertahap.
"Kalau dampak langsungnya itu nanti akan berdampak pada harga komoditas, karena mereka diangkut menggunakan BBM kan. Kalau mereka tidak menaikkan harganya, maka mereka akan rugi," ujar Suryamin.
Dia menambahkan, akan ada satu sampai dua kali dampak langsungnya untuk konsumsi dan ongkos transportasi. Mengenai angka pastinya, Suryamin enggan mengatakan berapa pastinya. "Nanti lah itu, intinya mungkin bisa di atas 3% ya inflasinya," ujar dia.
(Baca: BPS: Inflasi September Hanya 0,27%)
Kenaikan BBM bersubsidi dikabarkan akan dilaksanakan pada November 2014 setelah presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dilantik. Kenaikan diperkirakan sekitar Rp3.000 per liter, menjadi Rp9.500 dari Rp6.500.
"BBM itu perhitungannya gini, hampir semuanya komoditas itu kena. Transportasi, konsumsi dan yang lainnya akan kena dampaknya. Karena itu kan saling berhubungan ya," ujar Suryamin di Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Suryamin menjelaskan, akan terjadi dampak langsung dan tidak langsung terhadap kenaikan ini. Bukan hanya sekali saja terkena dampaknya, namun akan bertahap.
"Kalau dampak langsungnya itu nanti akan berdampak pada harga komoditas, karena mereka diangkut menggunakan BBM kan. Kalau mereka tidak menaikkan harganya, maka mereka akan rugi," ujar Suryamin.
Dia menambahkan, akan ada satu sampai dua kali dampak langsungnya untuk konsumsi dan ongkos transportasi. Mengenai angka pastinya, Suryamin enggan mengatakan berapa pastinya. "Nanti lah itu, intinya mungkin bisa di atas 3% ya inflasinya," ujar dia.
(Baca: BPS: Inflasi September Hanya 0,27%)
(gpr)