Suplai Berlebih, Harga WTI Turun di Bawah USD90
A
A
A
LONDON - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun di bawah USD90 untuk kali pertama dalam 17 bulan di tengah tanda-tanda bahwa suplai minyak dari Rusia, Arab Saudi dan Amerika Serikat melebihi permintaan.
WTI berjangka turun sebanyak 2,8% menjadi USD88,18 per barel di New York, membawa penurunan hingga 10% pada tahun ini. Sementara minyak brent telah jatuh 20% dari level tertingginya pada Juni 2014.
Goldman Sachs Group Inc menyatkan bahwa terkoreksinya WTI hingga di bawah USD90 akan memperlambat produksi minyak di Amerika Serikat (AS). Sementara menurut Administrasi Informasi Energi, produksi nasional akan naik tahun depan ke level tertinggi sejak 1970.
Booming-nya produksi shale gas telah mengubah AS sebagai produsen minyak terbesar di dunia untuk mengurangi minatnya melakukan impor di tengah melambatnya permintaan global. Sementara Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di dunia memangkas harga jual resmi untuk minyak mentah ke Asia ke level terendah sejak 2008, kemarin.
Adapun data Rusia hari ini menunjukkan, produksi minyak di negara itu naik mendekati rekor pasca masih bernama Uni Soviet. Pertumbuhan produksi minyak Kurdistan diperkirakan melebihi permintaan China selama 15 bulan ke depan.
"Kami memiliki lebih dari cukup pasokan di luar sana dan permintaan tidak mengejar. Produksi minyak AS luar biasa. Pada dasarnya, kita memproduksi minyak terlalu banyak," kata Fund Manager komoditas Tyche Capital Advisors LLC Tariq Zahir seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (3/10/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November diperdagangkan di USD89,45 per barel pada pukul 01.46 siang di London. Itu merupakan kali pertama kontrak bulan depan turun di bawah USD90 sejak 24 April 2013.
Futures turun 13% dalam tiga bulan hingga 30 September 2014, kinerja kuartalan terburuk dalam lebih dari dua tahun. Semua volume berjangka yang diperdagangkan hampir tiga kali lipat rata-rata 100 hari.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London terkoreksi USD2,61 atau 2,8% menjadi USD91,55 per barel, terendah sejak 28 Juni 2012. Harga ini turun 20% sejak ditutup di USD115,06 per barel pada 19 Juni 2014. Premi minyak brent terhadap WTI sebesar USD3,25, turun dibanding kemarin sebesar USD3,43.
Produksi minyak mentah naik ke level tertinggi sejak 1986 pada bulan lalu, sementara produksi OPEC naik ke level tertinggi dalam setahun. Badan Energi Internasional bulan lalu mengurangi proyeksi pertumbuhan permintaan tahun ini dan 2015 karena melemahnya proyeksi ekonomi.
WTI berjangka turun sebanyak 2,8% menjadi USD88,18 per barel di New York, membawa penurunan hingga 10% pada tahun ini. Sementara minyak brent telah jatuh 20% dari level tertingginya pada Juni 2014.
Goldman Sachs Group Inc menyatkan bahwa terkoreksinya WTI hingga di bawah USD90 akan memperlambat produksi minyak di Amerika Serikat (AS). Sementara menurut Administrasi Informasi Energi, produksi nasional akan naik tahun depan ke level tertinggi sejak 1970.
Booming-nya produksi shale gas telah mengubah AS sebagai produsen minyak terbesar di dunia untuk mengurangi minatnya melakukan impor di tengah melambatnya permintaan global. Sementara Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar di dunia memangkas harga jual resmi untuk minyak mentah ke Asia ke level terendah sejak 2008, kemarin.
Adapun data Rusia hari ini menunjukkan, produksi minyak di negara itu naik mendekati rekor pasca masih bernama Uni Soviet. Pertumbuhan produksi minyak Kurdistan diperkirakan melebihi permintaan China selama 15 bulan ke depan.
"Kami memiliki lebih dari cukup pasokan di luar sana dan permintaan tidak mengejar. Produksi minyak AS luar biasa. Pada dasarnya, kita memproduksi minyak terlalu banyak," kata Fund Manager komoditas Tyche Capital Advisors LLC Tariq Zahir seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (3/10/2014).
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November diperdagangkan di USD89,45 per barel pada pukul 01.46 siang di London. Itu merupakan kali pertama kontrak bulan depan turun di bawah USD90 sejak 24 April 2013.
Futures turun 13% dalam tiga bulan hingga 30 September 2014, kinerja kuartalan terburuk dalam lebih dari dua tahun. Semua volume berjangka yang diperdagangkan hampir tiga kali lipat rata-rata 100 hari.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London terkoreksi USD2,61 atau 2,8% menjadi USD91,55 per barel, terendah sejak 28 Juni 2012. Harga ini turun 20% sejak ditutup di USD115,06 per barel pada 19 Juni 2014. Premi minyak brent terhadap WTI sebesar USD3,25, turun dibanding kemarin sebesar USD3,43.
Produksi minyak mentah naik ke level tertinggi sejak 1986 pada bulan lalu, sementara produksi OPEC naik ke level tertinggi dalam setahun. Badan Energi Internasional bulan lalu mengurangi proyeksi pertumbuhan permintaan tahun ini dan 2015 karena melemahnya proyeksi ekonomi.
(rna)