Pasar Keuangan Cerah jika Jokowi dan DPR Rukun
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kondisi pasar keuangan Indonesia yang lemah dapat membaik jika Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) rukun dengan DPR.
Sehingga, kata dia, kebijakan yang diambil mantan Walikota Solo ini juga akan mudah direstui DPR.
"Kalau kemudian, hubungan dengan DPR tidak mulus kan susah. Kalau mengubah Undang-Undang kan harus dengan DPR, misalnya. Itu saja," jelas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Menurutnya, kondisi pasar keuangan Indonesia yang lemah ini lantaran sentimen pasar terhadap kebijakan yang akan diambil pemerintah.
"Ya, itu cuma masalah sentimen, jadi orang melihat apakah ada keyakinan pamerintah berikutnya itu bisa melakukan reformasi kebijakan," katanya.
Untuk itu, Bambang berharap agar gap antara pemerintah dan DPR segera berakhir. Sehingga, pemerintah dan DPR dapat melaksanakan kebijakan yang melegakan pasar.
"Ya bukan harus ditunjukin, tapi harus kelihatan bahwa pemerintah dan DPR itu mendukung. Begitu," ujar dia.
Selain itu, lesunya kondisi pasar keuangan Indonesia juga merupakan pengaruh dari luar negeri. Bambang tidak memastikan pasar keuangan akan kembali rebound.
"Ya, nanti kita liat. Artinya sentimen global juga harus positif kalau kita mau rebound," ucapnya.
Bambang mengatakan, Kemenkeu sebagai pemerintah tetap bertanggung jawab terkait makro, fokusnya tetap pada menjaga kestabilan makro.
"Itu yang penting. CAD harus dijaga. Kemudian semuanya reformasi ekonomi harus dijalankan," pungkas dia.
Sehingga, kata dia, kebijakan yang diambil mantan Walikota Solo ini juga akan mudah direstui DPR.
"Kalau kemudian, hubungan dengan DPR tidak mulus kan susah. Kalau mengubah Undang-Undang kan harus dengan DPR, misalnya. Itu saja," jelas dia di kantornya, Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Menurutnya, kondisi pasar keuangan Indonesia yang lemah ini lantaran sentimen pasar terhadap kebijakan yang akan diambil pemerintah.
"Ya, itu cuma masalah sentimen, jadi orang melihat apakah ada keyakinan pamerintah berikutnya itu bisa melakukan reformasi kebijakan," katanya.
Untuk itu, Bambang berharap agar gap antara pemerintah dan DPR segera berakhir. Sehingga, pemerintah dan DPR dapat melaksanakan kebijakan yang melegakan pasar.
"Ya bukan harus ditunjukin, tapi harus kelihatan bahwa pemerintah dan DPR itu mendukung. Begitu," ujar dia.
Selain itu, lesunya kondisi pasar keuangan Indonesia juga merupakan pengaruh dari luar negeri. Bambang tidak memastikan pasar keuangan akan kembali rebound.
"Ya, nanti kita liat. Artinya sentimen global juga harus positif kalau kita mau rebound," ucapnya.
Bambang mengatakan, Kemenkeu sebagai pemerintah tetap bertanggung jawab terkait makro, fokusnya tetap pada menjaga kestabilan makro.
"Itu yang penting. CAD harus dijaga. Kemudian semuanya reformasi ekonomi harus dijalankan," pungkas dia.
(izz)