Blue Bird Tawarkan Saham Perdana Rp7.200-Rp9.300
A
A
A
JAKARTA - PT Blue Bird berencana akan menawarkan harga saham perdananya pada kisaran Rp7.200-Rp9.300 per lembar.
Perusahaan jasa transportasi terintegrasi dengan 15 anak perusahaan yang bergerak di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat ini berencana melepas sebanyak-banyaknya sebesar 531,4 juta lembar saham atau sekitar 20% dari modal ditempatkan dan modal disetor penuh perseroan pada saat penawaran umum perdana saham (IPO).
Dengan menawarkan sebanyak 531,4 juta saham, maka perseroan menargetkan perolehan dana segar dari IPO sekitar Rp3,82 triliun hingga Rp4,94 triliun.
Direktur Utama Blue Bird Purnomo Prawiro mengatakan, nantinya dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan pengembangan bisnis perseroan, yakni sekitar 50% akan digunakan untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex), termasuk pembelian kendaraan dan akuisisi pool.
"Sementara itu, sekitar 35,71% untuk melunasi pinjaman, dan sekitar 14,29% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dan entitas anak," ujar Purnomo saat konferensi pers penawaran umum perdana Blue Bird di Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Dia menjelaskan, langkah IPO Blue Bird ini bertujuan untuk mendukung rencana pengembangan usaha perseroan dalam mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di bidang jasa transportasi, khususnya layanan transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat.
"Kami optimistis, IPO ini akan memperoleh tanggapan positif dari berbagai kalangan," tukas dia.
Perusahaan jasa transportasi terintegrasi dengan 15 anak perusahaan yang bergerak di bidang transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat ini berencana melepas sebanyak-banyaknya sebesar 531,4 juta lembar saham atau sekitar 20% dari modal ditempatkan dan modal disetor penuh perseroan pada saat penawaran umum perdana saham (IPO).
Dengan menawarkan sebanyak 531,4 juta saham, maka perseroan menargetkan perolehan dana segar dari IPO sekitar Rp3,82 triliun hingga Rp4,94 triliun.
Direktur Utama Blue Bird Purnomo Prawiro mengatakan, nantinya dana hasil IPO akan digunakan untuk keperluan pengembangan bisnis perseroan, yakni sekitar 50% akan digunakan untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex), termasuk pembelian kendaraan dan akuisisi pool.
"Sementara itu, sekitar 35,71% untuk melunasi pinjaman, dan sekitar 14,29% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dan entitas anak," ujar Purnomo saat konferensi pers penawaran umum perdana Blue Bird di Jakarta, Jumat (3/10/2014).
Dia menjelaskan, langkah IPO Blue Bird ini bertujuan untuk mendukung rencana pengembangan usaha perseroan dalam mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di bidang jasa transportasi, khususnya layanan transportasi penumpang dan jasa pengangkutan darat.
"Kami optimistis, IPO ini akan memperoleh tanggapan positif dari berbagai kalangan," tukas dia.
(rna)