Inflasi Jateng Terkendali, Keyakinan Konsumen Meningkat
A
A
A
SEMARANG - Inflasi Jawa Tengah (Jateng) pada September yang cukup terkendali yakni 0,22%, berdampak pada meningkatnya keyakinan konsumen (IKK).
Berdasarkan hasil survai Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Semarang, saat ini IKK Jateng ke level 121,7 dari posisi bulan sebelumnya 119,8.
IKK ini lebih tinggi dibandingkan IKK tiga bulan sebelumnya 112,9 dan IKK pada periode yang sama tahun lalu 102,7.
"Meningkatnya keyakinan tersebut didorong persepsi positif konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Semarang Marlison Hakim, Rabu (8/10/2014).
Menurutnya, hal tersebut tercermin dari meningkatnya Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 2,6 menjadi 120,3 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 1,1 poin menjadi 123,0.
Dia mengungkapkan, menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, ditopang persepsi positif terhadap meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, yang tercermin dari kenaikan indeks ketersediaan lapangan kerja sebesar 2,6 poin menjadi 104,3 poin.
Seiring dengan kenaikan indeks ini, persepsi konsumen terhadap penghasilan juga meningkat, sehingga indeks penghasilan naik 2,1 poin menjadi 134,1.
Persepsi positif tersebut juga dipengaruhi faktor terkendalinya inflasi Jateng, yang pada September 2014 berhasil mencatatkan inflasi relatif rendah 0,22%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya 0,45%.
"Kondisi perekonomian yang cukup kondusif ini mendorong minat konsumen untuk berinvestasi. Ini tercermin dari meningkatnya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama sebesar 3,1 poin menjadi 122,6," imbuhnya.
Sementara, meningkatnya keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang tidak terlepas dari persepsi positif terhadap meningkatnya ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang.
Konsumen optimis, ke depan minat masyarakat untuk berwiraswasta/menciptakan pekerjaan sendiri diekspektasikan semakin membaik, yang diperkuat oleh optimisme dalam memperoleh pembiayaan/kredit dari bank yang kian mudah.
Sejalan dengan persepsi positif konsumen tersebut, indeks penghasilan ke depan diekspektasikan juga meningkat.
Berdasarkan hasil survai Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Semarang, saat ini IKK Jateng ke level 121,7 dari posisi bulan sebelumnya 119,8.
IKK ini lebih tinggi dibandingkan IKK tiga bulan sebelumnya 112,9 dan IKK pada periode yang sama tahun lalu 102,7.
"Meningkatnya keyakinan tersebut didorong persepsi positif konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Semarang Marlison Hakim, Rabu (8/10/2014).
Menurutnya, hal tersebut tercermin dari meningkatnya Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 2,6 menjadi 120,3 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 1,1 poin menjadi 123,0.
Dia mengungkapkan, menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, ditopang persepsi positif terhadap meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, yang tercermin dari kenaikan indeks ketersediaan lapangan kerja sebesar 2,6 poin menjadi 104,3 poin.
Seiring dengan kenaikan indeks ini, persepsi konsumen terhadap penghasilan juga meningkat, sehingga indeks penghasilan naik 2,1 poin menjadi 134,1.
Persepsi positif tersebut juga dipengaruhi faktor terkendalinya inflasi Jateng, yang pada September 2014 berhasil mencatatkan inflasi relatif rendah 0,22%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya 0,45%.
"Kondisi perekonomian yang cukup kondusif ini mendorong minat konsumen untuk berinvestasi. Ini tercermin dari meningkatnya indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama sebesar 3,1 poin menjadi 122,6," imbuhnya.
Sementara, meningkatnya keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang tidak terlepas dari persepsi positif terhadap meningkatnya ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang.
Konsumen optimis, ke depan minat masyarakat untuk berwiraswasta/menciptakan pekerjaan sendiri diekspektasikan semakin membaik, yang diperkuat oleh optimisme dalam memperoleh pembiayaan/kredit dari bank yang kian mudah.
Sejalan dengan persepsi positif konsumen tersebut, indeks penghasilan ke depan diekspektasikan juga meningkat.
(izz)