Maskapai Merugi Akibat Kabut Asap di Palembang

Senin, 13 Oktober 2014 - 10:19 WIB
Maskapai Merugi Akibat Kabut Asap di Palembang
Maskapai Merugi Akibat Kabut Asap di Palembang
A A A
PALEMBANG - Dampak dari pekatnya asap di wilayah Palembang yang terjadi hingga kemarin, membuat perusahaan maskapai penerbangan dalam negeri merugi.

Pasalnya, penundaan penerbangan berpengaruh besar pada biaya operasional perusahaan.

General Manager PT Garuda Indonesia Palembang Henny Nurcahyani mengatakan, meski belum ada pembatalan penerbangan, pihaknya mencatat sudah ada kerugian dari bencana asap ini.

Kerugiannya berkaitan dengan jadwal penerbangan, baik keberangkatan ataupun pendaratan. Sebab, Garuda Indonesia bukan hanya melayani rute dari ataupun menuju Palembang, tapi juga rute lainnya.

"Dari sisi penerbangan, jelas kami dirugikan dengan kondisi ini. Kami rugi waktu, tenaga, dan biaya yang belum bisa dihitung," katanya, Minggu (13/10/2014).

Dia menyebutkan, sebanyak 2-3 penerbangan pagi untuk rute Jakarta-Palembang (PP) kemarin terpaksa mengalami penundaan (delay) karena harus menunggu daya jarak pandang sesuai persyaratan terbang.

Begitu juga dengan penerbangan Medan-Palembang (PP) ditunda hingga pukul 20.00 WIB, mengingat pihaknya mengedepankan layanan keselamatan bagi penumpang.

Menurutnya, jika jarak pandang sudah lebih 800 meter sebenarnya maskapai sudah bisa take off.

"Tapi kalau sudah penundaan satu, maka penerbangan selanjutnya akan berimbas. Sebab pesawat yang digunakan untuk 11 kali penerbangan Jakarta-Palembang (PP) hanya satu, yakni Boeng 737-800," terangnya.

Henny meyakinkan, Garuda Indonesia pasti memberikan informasi kepada penumpang jika akan ada penundaan panjang atau bahkan pembatalan.

Untuk kenyamanan para penumpang jika ada penundaan panjang dari maskapai, tahun depan pihaknya akan menyiapkan ruang eksekutif lounge di Bandara Internasional SMB II.

Ruangannya diupayakan sama seperti lounge di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta.

"Dari 14 kali penerbangan melalui Palembang, kami sadari 50% penumpang Garuda adalah penumpang bisnis. Kami tentu penuhi kebutuhan kenyamanan segmen ini," ujar Henny.

Vice President Corporate Communication Citilink, Benny Butarbutar menegaskan, pihaknya akan membuat kebijakan tidak mendarat apabila asap sangat mengganggu jarak pandang pilot.

Untuk itu, pesawat terpaksa holding di atas untuk beberapa waktu atau mendarat di bandara terdekat. Kondisi tersebut tentu sangat berpengaruh pada penggunaan bahan bakar avtur.

"Tentu merugi. Tapi hasil perhitungan kerugian itu belum bisa disampaikan. Pastinya, kerugian berasal dari dampak penundaan penerbangan pagi hingga lima jam. Sedangkan penerbangan malam ke Halim dan Batam masih berjalan baik," terang Benny.

Karena itu, dia berharap pemerintah melalui Kementerian Perhubungan bisa secepatnya berkoordinasi dengan pihak terkait untuk ketegasan penanggulangan bencana asap bagi penerbangan.

Mengingat penerbangan melalui Palembang lebih dari tiga kali, menuju Jakarta dan Batam. Maka, bisa mengurangi komplain kerugian penumpang serta kerugian bagi maskapai.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8175 seconds (0.1#10.140)