Sektor Migas Tak Cukup Perbaiki Defisit Transaksi Berjalan
A
A
A
JAKARTA - Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menjelaskan, untuk menuntaskan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD), tidak bisa hanya membenahi sektor migas.
Namun, kata dia, ada beberapa faktor untuk membenahi CAD. "Persoalan CAD kita itu akumulasi dari beberapa hal besar. Bereskan migas juga enggak bakalan selesai untuk masalah CAD ini," katanya dalam seminar Indonesia Finance Today di Epiwalk, Jakarta, Kamis (16/10/2014).
Darmin mengatakan, persoalan CAD tidak bisa hanya dengan menggandalkan solusi sederhana atau tunggal.
"Ini merupakan masalah konfigurasi beberapa solusi, ada yang sifatnya struktural, ada yang sifatnya teknikal, ada yang jangka panjang, jangka pendek dan itu bergabung jadi satu," tandasnya.
Dia mengatakan, defisit transaksi berjalan merupakan gambaran representasi keseluruhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia.
"Identifikasinya begini, masalah minyak dan gas (migas) yang mengalami defisit sejak 2011, tapi sisi non migas juga salah, karena walaupun masih positif, harganya jatuh," terang Darmin.
Seperti diketahui, bayang-bayang defisit transaksi berjalan masih menjadi momok masalah yang kuat untuk perekonomian Indonesia.
Pada kuartal II/2014, Bank Indonesia (BI) mencatat CAD mencapai USD9,1 miliar.
Namun, kata dia, ada beberapa faktor untuk membenahi CAD. "Persoalan CAD kita itu akumulasi dari beberapa hal besar. Bereskan migas juga enggak bakalan selesai untuk masalah CAD ini," katanya dalam seminar Indonesia Finance Today di Epiwalk, Jakarta, Kamis (16/10/2014).
Darmin mengatakan, persoalan CAD tidak bisa hanya dengan menggandalkan solusi sederhana atau tunggal.
"Ini merupakan masalah konfigurasi beberapa solusi, ada yang sifatnya struktural, ada yang sifatnya teknikal, ada yang jangka panjang, jangka pendek dan itu bergabung jadi satu," tandasnya.
Dia mengatakan, defisit transaksi berjalan merupakan gambaran representasi keseluruhan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia.
"Identifikasinya begini, masalah minyak dan gas (migas) yang mengalami defisit sejak 2011, tapi sisi non migas juga salah, karena walaupun masih positif, harganya jatuh," terang Darmin.
Seperti diketahui, bayang-bayang defisit transaksi berjalan masih menjadi momok masalah yang kuat untuk perekonomian Indonesia.
Pada kuartal II/2014, Bank Indonesia (BI) mencatat CAD mencapai USD9,1 miliar.
(izz)