Investasi Automotif Jepang di RI Lebih Rendah dari 2013
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengungkapkan, realisasi investasi Jepang selama sembilan bulan tahun ini berkontribusi besar di sektor automotif, namun lebih rendah dari tahun lalu.
"Yang mencolok adalah kontribusi dari Jepang, yaitu sebesar 9,4% atau senilai Rp2 miliar di sembilan bulan pertama," katanya di kantor BKPM Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Menurutnya, meski lebih rendah dari tahun lalu, namun pada tahun ini, mereka mampu menyelesaikan produksinya.
"Lebih rendah dari tahun lalu. Di tahun lalu realisasi investasi Jepang di industri automotif luar biasa. Meningkat 50% lebih dari tahun sebelumnya. Saat ini sebagian dalam tahap penyelesaian dan tahun ini mereka mampu menyelesaikan produksinya," jelasnya.
Mahendra mengatakan, pada 2015 Indonesia akan mulai investasi di bidang automotif produk baru yang konsen di pasar kelas menengah dan bawah.
"Tahun yang akan datang kita mulai investasi automotif produk baru program unggulan di kelas menengah dan kelas menengah ke bawah. Untuk LCGC di tahun lalu nilai investasinya meningkat tajam," tuturnya.
Sementara, untuk tahun ini Indonesia mulai menggenjot investasi baja automotif dan produk Petrokimia dan kaca untuk produksi menengah atau hulu.
"Ini fenomena tahun lalu automotif besar tapi sekaligus merupakan investasi di produk hulu atau menengah, bahan bakunya tahun ini," pungkas dia.
"Yang mencolok adalah kontribusi dari Jepang, yaitu sebesar 9,4% atau senilai Rp2 miliar di sembilan bulan pertama," katanya di kantor BKPM Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Menurutnya, meski lebih rendah dari tahun lalu, namun pada tahun ini, mereka mampu menyelesaikan produksinya.
"Lebih rendah dari tahun lalu. Di tahun lalu realisasi investasi Jepang di industri automotif luar biasa. Meningkat 50% lebih dari tahun sebelumnya. Saat ini sebagian dalam tahap penyelesaian dan tahun ini mereka mampu menyelesaikan produksinya," jelasnya.
Mahendra mengatakan, pada 2015 Indonesia akan mulai investasi di bidang automotif produk baru yang konsen di pasar kelas menengah dan bawah.
"Tahun yang akan datang kita mulai investasi automotif produk baru program unggulan di kelas menengah dan kelas menengah ke bawah. Untuk LCGC di tahun lalu nilai investasinya meningkat tajam," tuturnya.
Sementara, untuk tahun ini Indonesia mulai menggenjot investasi baja automotif dan produk Petrokimia dan kaca untuk produksi menengah atau hulu.
"Ini fenomena tahun lalu automotif besar tapi sekaligus merupakan investasi di produk hulu atau menengah, bahan bakunya tahun ini," pungkas dia.
(izz)