Strategi Perhutani untuk Menjadi Korporasi
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, strategi yang akan diwujudkan untuk mengubah perusahaan menjadi korporasi adalah memperkuat sektor hilir untuk dijadikan penghelat pendapatan perusahaan.
Pasalnya, selama ini Perhutani masih berupa birokrat, belum berbentuk korporasi. "Di masa lalu, kita sudah membuat perubahan struktur, antara hulu dan hilir. Oleh karena itu kedepannya yang harus digalakkan adalah di hilir harus dijadikan penghelat pendapatan perusahaan atau kita lakukan value creation," ujar dia di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Selasa (21/10/2014).
Mustoha menjelaskan, saat ini Perum Perhutani memiliki industri kayu di beberapa tempat, misalnya di Cepu dan Kediri, Jawa Timur. Ketika masuk zona bisnis, pihak Perum Perhutani harus membangun corporate culture yang kompetitif.
"Kalau di hulu enggak apa-apa kalau ada birokrat. Nah, kalau di hilir ini, mau tidak mau harus dibangun soal nilai- nilai perusahaan. Dan Perhutani harus jadi lead di dalam national field termasuk di pulau Jawa," lanjutnya.
Perhutani harus menjadi ekportir kayu ke user, jadi hal ini tidak menimbulkan kebergantungan terhadap pihak-pihak lain. Sehingga akan terlihat demand dan produksinya. Perhutani juga harus direct untuk kedepannya untuk bisa menjadi national field.
"Kita akan bangun pabrik-pabrik kayu yang ada di Kuningan dan Banyumas. Kalau Perhutani tidak mengedepankan value-value industri pasti bakalan akan keteteran, kita enggak bisa mengandalkan kayu. Kita kedepannya akan mengembangkan industri. Sehingga pendapatan bisa diciptakan dari industri yang kita bangun," tandasnya.
(Baca: Ini Penyebab Perhutani Sulit IPO)
Pasalnya, selama ini Perhutani masih berupa birokrat, belum berbentuk korporasi. "Di masa lalu, kita sudah membuat perubahan struktur, antara hulu dan hilir. Oleh karena itu kedepannya yang harus digalakkan adalah di hilir harus dijadikan penghelat pendapatan perusahaan atau kita lakukan value creation," ujar dia di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Selasa (21/10/2014).
Mustoha menjelaskan, saat ini Perum Perhutani memiliki industri kayu di beberapa tempat, misalnya di Cepu dan Kediri, Jawa Timur. Ketika masuk zona bisnis, pihak Perum Perhutani harus membangun corporate culture yang kompetitif.
"Kalau di hulu enggak apa-apa kalau ada birokrat. Nah, kalau di hilir ini, mau tidak mau harus dibangun soal nilai- nilai perusahaan. Dan Perhutani harus jadi lead di dalam national field termasuk di pulau Jawa," lanjutnya.
Perhutani harus menjadi ekportir kayu ke user, jadi hal ini tidak menimbulkan kebergantungan terhadap pihak-pihak lain. Sehingga akan terlihat demand dan produksinya. Perhutani juga harus direct untuk kedepannya untuk bisa menjadi national field.
"Kita akan bangun pabrik-pabrik kayu yang ada di Kuningan dan Banyumas. Kalau Perhutani tidak mengedepankan value-value industri pasti bakalan akan keteteran, kita enggak bisa mengandalkan kayu. Kita kedepannya akan mengembangkan industri. Sehingga pendapatan bisa diciptakan dari industri yang kita bangun," tandasnya.
(Baca: Ini Penyebab Perhutani Sulit IPO)
(gpr)