Komposisi Saham SPAM Jatiluhur Disepakati
A
A
A
JAKARTA - Komposisi saham konsorsium proyek pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) atau special purpose vehicle (SPV) telah disepakati.
Mereka antara lain Perum Jasa Tirta II 10%, PT Pam Jaya (DKI) 51%, PT Tirta Gemah Ripah 25% serta PT Wijaya Karya 14%.
Konsorsium ini akan membangun pipa untuk mengalirkan air dari Waduk Jatiluhur ke wilayah Jakarta, Karawang dan Bekasi dengan kapasitas 5000 liter per detik. Total investasi tersebut mencapai Rp1,64 triliun.
Ketua Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum, Tamin M Zakaria mengatakan, kesepakatan dan perjanjian bersama telah disetujui oleh masing-masing pihak.
“Sehingga dalam waktu 3-6 bulan financial close sudah bisa dilakukan, saya kira awal januari tahun 2015 sudah bisa dilaksanakan pembangunannya,” ujarnya, Minggu (26/10/2014).
Dia mengatakan, pembangunan tersebut merupakan tahap pertama dari tiga tahap masing-masing 5.000 liter per detik per setiap tahapan hingga mencapai target 15 ribu liter per detik yang akan dibangun dalam masa waktu 2015-2019.
Untuk pembangunan tahap pertama air curah akan dikirim ke Kabupaten Karawang masing-masing 350 liter per detik, Bekasi 350 liter per detik serta DKI Jakarta sebanyak 4.000 liter per detik.
"Lingkup pekerjaan dalam tahap I meliputi pembangunan intake di Cibeet dan Bekasi,pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Cibeet (550 ltr/dtk), dan di Bekasi ( 4.450 ltr/dtk), serta jaringan distribusi utama air minum dan IPA ke resarvoir penerima di Karawang, Tegalgede, Tambun,Bekasi Timur, Jatimening dan Sentra Timur," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU, M Natsir mengatakan, pembangunan instalasi pengolahan air tersebut diharapkan mampu memmenuhi kebutuhan air, terutama di daerah DKI Jakarta.
Menurutnya, dalam mendukung distribusi air terutama dari IPA Bekasi ke Jakarta, pemerintah DKI juga telah berinvestasi membangun perpipaan dengan nilai Rp2,7 triliun.
"Yang bangun pemerintah DKI melalui Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya. Makanya, mereka dalam konsorsium sahamnya paling besar karena debit air yang akan di distribusikan juga besar," ucap Natsir.
Sebagai informasi, konsorsium tersebut nantinya akan menjual air curah kepada Perusahaan Daerah Air Minum setempat maupun kepada operator air minum. Untuk wilatah Karawang, operator air minum akan didistribusikan oleh PDAM.
Sementara di daerah wilayah DKI dan sekitarnya akan dikelola oleh PAM Jaya untuk selanjutnya dilelang kepada operator PAM. Sebagai informasi, di wilayah DKI Jakarta, distribusi air minum dilakukan oleh PT Palyja dan PT Aetra dengan pengawasan dari PT PAM Jaya.
Mereka antara lain Perum Jasa Tirta II 10%, PT Pam Jaya (DKI) 51%, PT Tirta Gemah Ripah 25% serta PT Wijaya Karya 14%.
Konsorsium ini akan membangun pipa untuk mengalirkan air dari Waduk Jatiluhur ke wilayah Jakarta, Karawang dan Bekasi dengan kapasitas 5000 liter per detik. Total investasi tersebut mencapai Rp1,64 triliun.
Ketua Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum, Tamin M Zakaria mengatakan, kesepakatan dan perjanjian bersama telah disetujui oleh masing-masing pihak.
“Sehingga dalam waktu 3-6 bulan financial close sudah bisa dilakukan, saya kira awal januari tahun 2015 sudah bisa dilaksanakan pembangunannya,” ujarnya, Minggu (26/10/2014).
Dia mengatakan, pembangunan tersebut merupakan tahap pertama dari tiga tahap masing-masing 5.000 liter per detik per setiap tahapan hingga mencapai target 15 ribu liter per detik yang akan dibangun dalam masa waktu 2015-2019.
Untuk pembangunan tahap pertama air curah akan dikirim ke Kabupaten Karawang masing-masing 350 liter per detik, Bekasi 350 liter per detik serta DKI Jakarta sebanyak 4.000 liter per detik.
"Lingkup pekerjaan dalam tahap I meliputi pembangunan intake di Cibeet dan Bekasi,pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Cibeet (550 ltr/dtk), dan di Bekasi ( 4.450 ltr/dtk), serta jaringan distribusi utama air minum dan IPA ke resarvoir penerima di Karawang, Tegalgede, Tambun,Bekasi Timur, Jatimening dan Sentra Timur," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Air Minum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU, M Natsir mengatakan, pembangunan instalasi pengolahan air tersebut diharapkan mampu memmenuhi kebutuhan air, terutama di daerah DKI Jakarta.
Menurutnya, dalam mendukung distribusi air terutama dari IPA Bekasi ke Jakarta, pemerintah DKI juga telah berinvestasi membangun perpipaan dengan nilai Rp2,7 triliun.
"Yang bangun pemerintah DKI melalui Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya. Makanya, mereka dalam konsorsium sahamnya paling besar karena debit air yang akan di distribusikan juga besar," ucap Natsir.
Sebagai informasi, konsorsium tersebut nantinya akan menjual air curah kepada Perusahaan Daerah Air Minum setempat maupun kepada operator air minum. Untuk wilatah Karawang, operator air minum akan didistribusikan oleh PDAM.
Sementara di daerah wilayah DKI dan sekitarnya akan dikelola oleh PAM Jaya untuk selanjutnya dilelang kepada operator PAM. Sebagai informasi, di wilayah DKI Jakarta, distribusi air minum dilakukan oleh PT Palyja dan PT Aetra dengan pengawasan dari PT PAM Jaya.
(dmd)