Rini Soemarno Seleksi Calon Direktur Utama BUMN

Selasa, 28 Oktober 2014 - 15:39 WIB
Rini Soemarno Seleksi...
Rini Soemarno Seleksi Calon Direktur Utama BUMN
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengaku sedang mempersiapkan calon direktur utama (dirut) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk menggantikan Arief Yahya yang ditunjuk Presiden Joko Widodo menjabat menteri pariwisata.

“Penggantian dirut Telkom akan ditentukan secepatnya, akan diputuskan lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB). Saya sudah minta para deputi memberikan usulan nama pengganti Arief Yahya,” kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin. Kedatangan Rini ke Kementerian BUMN merupakan yang pertama kalinya setelah dilantik Presiden Joko Widodo. Rini langsung bertemu empat deputi kementerian dan staf ahli Kementerian BUMN. Menurut Rini, waktu penentuan dirut baru Telkom diharapkan dapat terealisasi dalam satu bulan ke depan.

Ia mengakui pergantian dirut BUMN yang kosong harus cepat direalisasikan agar tidak mengganggu kinerja perusahaan. “Saya harapkan sih tidak sampai terganggu. Direksi BUMN merupakan satu kesatuan sehingga jika ada dirut yang lowong selalu ada pengganti secara otomatis meski waktunya terbatas,” ucap Rini. Selain Telkom, posisi dirut BUMN lain yang kosong yaitu di PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang ditinggalkan Ignasius Jonan menjadi menteri perhubungan, dirut PT Pindad Sudirman Said yang kini menjabat menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM).

Adapun dirut PT Pertamina juga kosong sejak 1 Oktober 2014 sejak ditinggalkan Karen Agustiawan. Khusus PT KAI, wanita kelahiran Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958 itu mengatakan, pergantian dirut dilakukan secepatnya mengingat KAI merupakan penyedia transportasi publik di mana faktor keamanan menjadi hal yang penting. Terkait Pertamina, Rini mengharapkan sudah akan ada penunjukan dirut Pertamina menjelang 1 November 2014.

“Plt (pelaksana tugas) dirut Pertamina hanya berlaku satu bulan sejak 1 Oktober 2014. Jadi dalam waktu dekat harus ditetapkan,” ucapnya. Untuk itu, tambah Rini, dirinya segera membicarakannya dengan menteri sekretaris negara (mensesneg) dan kemudian membahasnya dengan Presiden Joko Widodo. Sementara itu, pengamat dari BUMN Watch Naldy Nazar Haroen pesimistis Rini M Soemarno bisa menyelesaikan berbagai masalah di perusahaan milik negara yang sarat tekanan- tekanan politik dan intervensi berbagai pihak.

“Dari rekam jejaknya, Rini Soemarno belum teruji menangani BUMN, masih diragukan. Butuh ekstrakerja keras membenahi BUMN,” kata Naldy. Menurut Naldy, di pundak Rini Soemarno dipertaruhkan keberlangsungan BUMN, bagaimana 120 perusahaan yang ada saat ini menjadi perusahaan sehat dan tidak membebani APBN. “Sudah saatnya BUMN mencetak profit, tidak lagi seperti masa lalu yang didominasi perusahaan yang merugi,” ujarnya.

Ant
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8850 seconds (0.1#10.140)