Bank Jatim Kejar Aset Rp2 Triliun
A
A
A
SURABAYA - PT Bank Jatim serius menggarap segmen penabung muda. Sebab, segmen anak muda diyakini bisa mendongkrak pendapatan aset sebesar Rp 2 triliun hingga tahun 2016 mendatang.
Untuk itu, Bank milik Pemeirntah Provinsi (Pemprov) ini melakukan perbaikan-perbaikan jaringan supaya akses pemakaian lebih mudah. Tahun ini, bank jatim memutuskan untuk menambah dan memeprkuat kantor cabang Syariah yang ada di Surabaya, Gresik, Kediri, Malang dan Madiun.
“Tahun 2015 akan ada penambahan kantor cabang dua. Ini dilakukan untuk mengejar Rp2 triliun,” kata Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony Sudjiaryanto setelah RUPSLB di Hotel Bumi, Surabaya.
Tony menuturkan, Bank Jatim saat ini juga melakukan layanan Syariah secara baik. Layanan ini akan difokuskan pada UMKM dengan memanfaatkan 33 BPRS yanga ad di Jatim. Dengan begitu, peningkatan pelayanan juga menjadi modal yang sangat penting untuk memperoleh pendapatan. “Mayoritas pengguna Bank Syariah adalah UMKM, kami akan memberikan pelayanan terbaik,” ujar dia.
Sementara Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim, Hadi Sukrianto mengatakan,Bank Jatim terus meningkatkan kinerjanya. Untuk periode September 2014, catatan kinerja hingga kuarter III tahun ini membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,05 triliun (year on year/YoY).
"Lama ini meningkat sekitar 10,28% dibanding periode yang sama tahun 2013 lalu. Ini juga tidak lepas dari ekspansi jaringan dan fokus di sektor UMKM,” katanya.
Hadi menegaskan, secara keseluruhan, indikator keuangan lainnya juga menunjukkan peningkatan signifikan pada September 2014. Menurutnya, ada 6 indikator yang menjadi tolok ukur naiknya kinerja Bank Jatim hingga kuarter III/2014, diantaranya total aset Bank Jatim naik 20,24% dan DPK (dana pihak ketiga) juga meningkat sekitar 24,54%.
Selain itu, aset dan DPK, bank yang notabene saham terbesarnya dimiliki Pemprov Jatim tersebut ikut mendongkrak penyaluran kredit, pendapatan bunga serta laba operasional dan laba bersih perseroan. Dari keenam indikator tersebut, kenaikan tertinggi dalam prosentase masih dicapai DPK. "Nilai peningkatan DPK sebesar Rp 35,70 triliun," tuturnya.
Namun, pendapatan laba bersih perseroan pada periode September 2014 mencapai Rp742,89 triliun atau naik sekitar 9,08%. Sedangkan, nilai total aset Bank Jatim dari kenaikan 20,24% tersebut membukukan capaian Rp 42,69 triliun.
"Penyaluran kredit kami naik 21,18% atau sebesar Rp26,09 triliun, kemudian pendapatan bunga mencapai Rp 2,93 triliun atau naik 22,72% dengan laba operasional sebesar Rp 1,03 triliun atau naik 9,87%," ungkap hadi.
Pada paparan RUPS-LB tersebut, juga tercetus angka kenaikan yang tercermin dari rasio keuangan Bank Jatim. Cerminan kinerja di periode September 2014 itu tampak pada CAR sebesar 20,29%, ROA naik 3,65%, ROE meningkat 20,13%, NIM diangka 7,07% dan BOPO terdongkrak 68,46%.
"Rata-rata dari lima rasio keuangan itu mencapai lonjakan benchmark. Untuk CAR, rata-rata benchmark-nya lebih besar 15%, ROA 1,25%, ROE 15% dan benchmark NIM Bank Jatim di angka 5% serta BOPO 94%," kata Hadi.
Data CASA rasio Bank Jatim periode September 2014, mencatatkan bilangan 68,27%. Ini menunjukkan pengelolaan dana murah Bank Jatim dalam pengumpulan DPK. Menyinggung ekspansi jaringan dan fokus sektor mikro, Hadi mengaku, menambah jaringan kantor sebagai pendukung peningkatan kinerja Bank Jatim hingga ke daerah-daerah dan Jakarta.
Sampai dengan September 2014, jaringan kantor Bank Jatim mencapai 1.132 titik layanan dengan satu kantor pusat, 42 kantor cabang dan 145 kantor cabang pembantu serta 161 kantor kas. "Selebihnya, ada 47 kantor layanan Syariah, 158 payment point, 60 kas mobil ATM, 511 ATM dan 1 CDM," urai Hadi.
Untuk itu, Bank milik Pemeirntah Provinsi (Pemprov) ini melakukan perbaikan-perbaikan jaringan supaya akses pemakaian lebih mudah. Tahun ini, bank jatim memutuskan untuk menambah dan memeprkuat kantor cabang Syariah yang ada di Surabaya, Gresik, Kediri, Malang dan Madiun.
“Tahun 2015 akan ada penambahan kantor cabang dua. Ini dilakukan untuk mengejar Rp2 triliun,” kata Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony Sudjiaryanto setelah RUPSLB di Hotel Bumi, Surabaya.
Tony menuturkan, Bank Jatim saat ini juga melakukan layanan Syariah secara baik. Layanan ini akan difokuskan pada UMKM dengan memanfaatkan 33 BPRS yanga ad di Jatim. Dengan begitu, peningkatan pelayanan juga menjadi modal yang sangat penting untuk memperoleh pendapatan. “Mayoritas pengguna Bank Syariah adalah UMKM, kami akan memberikan pelayanan terbaik,” ujar dia.
Sementara Direktur Utama (Dirut) Bank Jatim, Hadi Sukrianto mengatakan,Bank Jatim terus meningkatkan kinerjanya. Untuk periode September 2014, catatan kinerja hingga kuarter III tahun ini membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,05 triliun (year on year/YoY).
"Lama ini meningkat sekitar 10,28% dibanding periode yang sama tahun 2013 lalu. Ini juga tidak lepas dari ekspansi jaringan dan fokus di sektor UMKM,” katanya.
Hadi menegaskan, secara keseluruhan, indikator keuangan lainnya juga menunjukkan peningkatan signifikan pada September 2014. Menurutnya, ada 6 indikator yang menjadi tolok ukur naiknya kinerja Bank Jatim hingga kuarter III/2014, diantaranya total aset Bank Jatim naik 20,24% dan DPK (dana pihak ketiga) juga meningkat sekitar 24,54%.
Selain itu, aset dan DPK, bank yang notabene saham terbesarnya dimiliki Pemprov Jatim tersebut ikut mendongkrak penyaluran kredit, pendapatan bunga serta laba operasional dan laba bersih perseroan. Dari keenam indikator tersebut, kenaikan tertinggi dalam prosentase masih dicapai DPK. "Nilai peningkatan DPK sebesar Rp 35,70 triliun," tuturnya.
Namun, pendapatan laba bersih perseroan pada periode September 2014 mencapai Rp742,89 triliun atau naik sekitar 9,08%. Sedangkan, nilai total aset Bank Jatim dari kenaikan 20,24% tersebut membukukan capaian Rp 42,69 triliun.
"Penyaluran kredit kami naik 21,18% atau sebesar Rp26,09 triliun, kemudian pendapatan bunga mencapai Rp 2,93 triliun atau naik 22,72% dengan laba operasional sebesar Rp 1,03 triliun atau naik 9,87%," ungkap hadi.
Pada paparan RUPS-LB tersebut, juga tercetus angka kenaikan yang tercermin dari rasio keuangan Bank Jatim. Cerminan kinerja di periode September 2014 itu tampak pada CAR sebesar 20,29%, ROA naik 3,65%, ROE meningkat 20,13%, NIM diangka 7,07% dan BOPO terdongkrak 68,46%.
"Rata-rata dari lima rasio keuangan itu mencapai lonjakan benchmark. Untuk CAR, rata-rata benchmark-nya lebih besar 15%, ROA 1,25%, ROE 15% dan benchmark NIM Bank Jatim di angka 5% serta BOPO 94%," kata Hadi.
Data CASA rasio Bank Jatim periode September 2014, mencatatkan bilangan 68,27%. Ini menunjukkan pengelolaan dana murah Bank Jatim dalam pengumpulan DPK. Menyinggung ekspansi jaringan dan fokus sektor mikro, Hadi mengaku, menambah jaringan kantor sebagai pendukung peningkatan kinerja Bank Jatim hingga ke daerah-daerah dan Jakarta.
Sampai dengan September 2014, jaringan kantor Bank Jatim mencapai 1.132 titik layanan dengan satu kantor pusat, 42 kantor cabang dan 145 kantor cabang pembantu serta 161 kantor kas. "Selebihnya, ada 47 kantor layanan Syariah, 158 payment point, 60 kas mobil ATM, 511 ATM dan 1 CDM," urai Hadi.
(gpr)