RI Bangun 10 Kawasan Industri
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menargetkan akan membangun minimal 10 kawasan industri di luar Pulau Jawa. Kawasan industri tersebut akan dibangun di Indonesia timur.
“Dalam sidang pertama Kabinet Kerja, saya ditugaskan Bapak Presiden yang salah satunya membangun 10 kawasan industri di luar Pulau Jawa, melalui kerja sama pemerintah dan swasta,” kata Saleh Husin seusai acara serah terima jabatan menteri perindustrian di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta kemarin. Menurut Saleh Husin, pengembangan kawasan industri ini akan mengarah ke wilayah timur Indonesia. Wilayah tersebut selama ini masih minim mendapatkan perhatian untuk pengembangan industri.
“Justru kawasan timur kan lebih bagus, sebelumnya juga sudah ada. Ini yang nanti kita genjot. Jadi pertumbuhan di luar Pulau Jawa meningkat terutama di kawasan timur. Yang penting adalah tidak perlu ada birokrasi-birokrasi yang mempersulit dunia usaha. Itu yang harus kita permudah,” ungkapnya. Selain itu, ada beberapa target lain di antaranya soal hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agroindustri dan hilirisasi hasil tambang ke produk jasa dan industri.
“Persoalan yang tak kalah pentingnya adalah penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar) dan industri hilir (light). Pria kelahiran Rote, 16 September 1963 tersebut menambahkan, peningkatan dan pertumbuhan industri perlu terus didorong agar industri Indonesia bisa disegani minimal dikawasan Asia Tenggara. Industri merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Saat ini kontribusi sektor industri terhadap ekonomi mencapai lebih dari 23%, yang merupakan sektor terbesar penyumbang ekonomi nasional.
“Saya harap ini bisa terus meningkat sehingga produk-produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri,” kata Saleh Husin. Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, program-program yang telah disusun oleh Menperin sebelumnya, MS Hidayat, sudah sangat baik sehingga Saleh dinilai cukup melanjutkan program-program tersebut.
“Saya kira beliau akan meneruskan program yang sudah baik, ada rencana strategis ada rencana jangka menengah jangka panjang. Saya kira tinggal melanjutkan. Kadin akan tetap selalu sebagai mitra Kemenperin dan Kemendag. Kita akan tetap membina kerja sama yang baik,” papar Suryo. Menurut dia, tantangan bagi Kemenperin ke depan yaitu mempercepat pertumbuhan industri, terutama menyangkut masalah hilirisasi serta masalah yang menyangkut industri sebagai substitusi impor.
Selain itu juga industri yang selama ini dominan seperti industri automotif dan elektronik. “Sehingga kita bisa meningkatkan ekspor kita dari industri-industri ini. Jadi nanti Kadin dengan Kemenperin dan Kemendag ini semua akan menjadi agenda utama kita, bagaimana kita segera mengupayakan agar tidak ada lagi defisit neraca perdagangan,” tuturnya.
Meski demikian, menurut Suryo, kalangan pengusaha akan tetap mendukung penuh upaya-upaya yang akan dilakukan Kemenperin dan Kemendag karena kedua instansi ini harus dapat bekerja secara sinergis dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN. “Saya kira beliau menyadari bahwa harus bekerja sama dengan dunia usaha dan ternyata beliau juga sudah mempunyai banyak hubungan dengan dunia usaha. Jadi saya yakin tidak akan ada masalah,” katanya.
Swasembada Pangan Ditarget Tiga Tahun
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan dalam tiga sampai empat tahun ke depan. “Untuk mencapai swasembada pangan perlu memprioritaskan irigasi, bibit, mekanisasi, dan jaminan pasar,” kata Amran Sulaiman seusai serah terima jabatan di Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.
Dia memprioritaskan peningkatan produksi untuk komoditas padi, jagung, kedelai, dan gula. Prioritas itu dilakukan karena Indonesia masih mengimpor bahan pangan tersebut.
Oktiani endarwati/ Ant
“Dalam sidang pertama Kabinet Kerja, saya ditugaskan Bapak Presiden yang salah satunya membangun 10 kawasan industri di luar Pulau Jawa, melalui kerja sama pemerintah dan swasta,” kata Saleh Husin seusai acara serah terima jabatan menteri perindustrian di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta kemarin. Menurut Saleh Husin, pengembangan kawasan industri ini akan mengarah ke wilayah timur Indonesia. Wilayah tersebut selama ini masih minim mendapatkan perhatian untuk pengembangan industri.
“Justru kawasan timur kan lebih bagus, sebelumnya juga sudah ada. Ini yang nanti kita genjot. Jadi pertumbuhan di luar Pulau Jawa meningkat terutama di kawasan timur. Yang penting adalah tidak perlu ada birokrasi-birokrasi yang mempersulit dunia usaha. Itu yang harus kita permudah,” ungkapnya. Selain itu, ada beberapa target lain di antaranya soal hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agroindustri dan hilirisasi hasil tambang ke produk jasa dan industri.
“Persoalan yang tak kalah pentingnya adalah penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara industri hulu (dasar) dan industri hilir (light). Pria kelahiran Rote, 16 September 1963 tersebut menambahkan, peningkatan dan pertumbuhan industri perlu terus didorong agar industri Indonesia bisa disegani minimal dikawasan Asia Tenggara. Industri merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Saat ini kontribusi sektor industri terhadap ekonomi mencapai lebih dari 23%, yang merupakan sektor terbesar penyumbang ekonomi nasional.
“Saya harap ini bisa terus meningkat sehingga produk-produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri,” kata Saleh Husin. Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, program-program yang telah disusun oleh Menperin sebelumnya, MS Hidayat, sudah sangat baik sehingga Saleh dinilai cukup melanjutkan program-program tersebut.
“Saya kira beliau akan meneruskan program yang sudah baik, ada rencana strategis ada rencana jangka menengah jangka panjang. Saya kira tinggal melanjutkan. Kadin akan tetap selalu sebagai mitra Kemenperin dan Kemendag. Kita akan tetap membina kerja sama yang baik,” papar Suryo. Menurut dia, tantangan bagi Kemenperin ke depan yaitu mempercepat pertumbuhan industri, terutama menyangkut masalah hilirisasi serta masalah yang menyangkut industri sebagai substitusi impor.
Selain itu juga industri yang selama ini dominan seperti industri automotif dan elektronik. “Sehingga kita bisa meningkatkan ekspor kita dari industri-industri ini. Jadi nanti Kadin dengan Kemenperin dan Kemendag ini semua akan menjadi agenda utama kita, bagaimana kita segera mengupayakan agar tidak ada lagi defisit neraca perdagangan,” tuturnya.
Meski demikian, menurut Suryo, kalangan pengusaha akan tetap mendukung penuh upaya-upaya yang akan dilakukan Kemenperin dan Kemendag karena kedua instansi ini harus dapat bekerja secara sinergis dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN. “Saya kira beliau menyadari bahwa harus bekerja sama dengan dunia usaha dan ternyata beliau juga sudah mempunyai banyak hubungan dengan dunia usaha. Jadi saya yakin tidak akan ada masalah,” katanya.
Swasembada Pangan Ditarget Tiga Tahun
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan Indonesia mencapai swasembada pangan dalam tiga sampai empat tahun ke depan. “Untuk mencapai swasembada pangan perlu memprioritaskan irigasi, bibit, mekanisasi, dan jaminan pasar,” kata Amran Sulaiman seusai serah terima jabatan di Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.
Dia memprioritaskan peningkatan produksi untuk komoditas padi, jagung, kedelai, dan gula. Prioritas itu dilakukan karena Indonesia masih mengimpor bahan pangan tersebut.
Oktiani endarwati/ Ant
(ars)