Kuota BBM Bisa Jebol Hingga 1,9 Juta Kiloliter
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sampai akhir tahun bisa terlampaui hingga 1,9 juta kiloliter (kl) dari kuota dalam APBN Perubahan 2014 sebesar 46 juta kl.
Pertamina mencatat, konsumsi BBM bersubsidi sampai Oktober sudah mencapai 38,4 juta kl. “Perkiraan over -kuota 1,9 juta kl itu berdasarkan situasi terakhir minggu-minggu ini,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta kemarin. Pertamina memprediksi kuota solar habis pada awal Desember dan premium habis pada akhir Desember 2014. Tingginya tingkat konsumsi seiring meningkatnya jumlah kendaraan tanpa adanya upaya pengendalian menjadi penyebab jebolnya kuota.
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir soal stok BBM bersubsidi sampai akhir Desember 2014. Sementara, Plt Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen mengatakan, pihaknya masih akan membahas lebih lanjut dengan pemerintah terkait program khusus untuk menjaga kuota BBM bersubsidi. “Jadi, kalau dilihat dari angkanya, ini kira-kira tidak (cukup). Tapi soal apakah akan dikitir, belum diputuskan,” kata dia.
Mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, Husen menegaskan belum ada pembicaraan terkait hal ini. Bahkan, Pertamina belum menghitung secara rinci berapa kenaikan harga yang pantas untuk kenaikan harga BBM bersubsidi. “Terus terang belum ada pembicaraan ke sana,” tandasnya.
Nanang wijayanto
Pertamina mencatat, konsumsi BBM bersubsidi sampai Oktober sudah mencapai 38,4 juta kl. “Perkiraan over -kuota 1,9 juta kl itu berdasarkan situasi terakhir minggu-minggu ini,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta kemarin. Pertamina memprediksi kuota solar habis pada awal Desember dan premium habis pada akhir Desember 2014. Tingginya tingkat konsumsi seiring meningkatnya jumlah kendaraan tanpa adanya upaya pengendalian menjadi penyebab jebolnya kuota.
Namun, masyarakat tidak perlu khawatir soal stok BBM bersubsidi sampai akhir Desember 2014. Sementara, Plt Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen mengatakan, pihaknya masih akan membahas lebih lanjut dengan pemerintah terkait program khusus untuk menjaga kuota BBM bersubsidi. “Jadi, kalau dilihat dari angkanya, ini kira-kira tidak (cukup). Tapi soal apakah akan dikitir, belum diputuskan,” kata dia.
Mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, Husen menegaskan belum ada pembicaraan terkait hal ini. Bahkan, Pertamina belum menghitung secara rinci berapa kenaikan harga yang pantas untuk kenaikan harga BBM bersubsidi. “Terus terang belum ada pembicaraan ke sana,” tandasnya.
Nanang wijayanto
(ars)