Inflasi Oktober Naik Tertekan TDL dan Elpiji
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober 2014 mencapai 0,47%, naik dari bulan sebelumnya sebesar 0,27%.
"Inflasi tahun kalender kita mencapai 4,19%, kemudian inflasi dari tahun ke tahun (YoY) mencapai 4,83%, inflas komponen inti sebesar 0,27% dan Inflasi inti dari tahun ke tahun (YoY) mencapai 4,02%," ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (3/11/2014).
Suryamin menjelaskan, inflasi Oktober mengalami kenaikan beberapa persen karena ada pengaruh di kenaikan tarif dasar listrik (TDL), dan kenaikan harga elpiji serta kenaikan tarif angkutan udara.
"Dari 82 kota IHK, ada 74 kota yang mengalami inflasi. Kemudian, delapan kota mengalami deflasi. Yang tertinggi adalah di kota Tual sebesar 2,18% dan terendah di Mamuju sebesar 0,06%," tuturnya.
Menurutnya, Tual menjadi paling tinggi inflasinya karena beberapa komoditi seperti sayuran dan ikan mengalami kenaikan.
Dan untuk deflasi tertinggi di kota Sorong dengan angka deflasi sebesar -1,08%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan deflasi di Tual yang sebesar -89% pada September.
"Faktor tertinggi pendukung inflasi ini adalah di sektor perumahan, air listrik gas dan bahan bakar itu punya andil 0,25% atas kenaikan inflasi ini. Seperti yang sudah saya katakan di awal, adanya kenaikan TDL dan gas elpiji menjadi pemicunya," pungkasnya.
"Inflasi tahun kalender kita mencapai 4,19%, kemudian inflasi dari tahun ke tahun (YoY) mencapai 4,83%, inflas komponen inti sebesar 0,27% dan Inflasi inti dari tahun ke tahun (YoY) mencapai 4,02%," ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin (3/11/2014).
Suryamin menjelaskan, inflasi Oktober mengalami kenaikan beberapa persen karena ada pengaruh di kenaikan tarif dasar listrik (TDL), dan kenaikan harga elpiji serta kenaikan tarif angkutan udara.
"Dari 82 kota IHK, ada 74 kota yang mengalami inflasi. Kemudian, delapan kota mengalami deflasi. Yang tertinggi adalah di kota Tual sebesar 2,18% dan terendah di Mamuju sebesar 0,06%," tuturnya.
Menurutnya, Tual menjadi paling tinggi inflasinya karena beberapa komoditi seperti sayuran dan ikan mengalami kenaikan.
Dan untuk deflasi tertinggi di kota Sorong dengan angka deflasi sebesar -1,08%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan deflasi di Tual yang sebesar -89% pada September.
"Faktor tertinggi pendukung inflasi ini adalah di sektor perumahan, air listrik gas dan bahan bakar itu punya andil 0,25% atas kenaikan inflasi ini. Seperti yang sudah saya katakan di awal, adanya kenaikan TDL dan gas elpiji menjadi pemicunya," pungkasnya.
(izz)