Penjualan Kalbe Farma Capai Rp12,75 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan penjualan bersih Rp12,75 triliun pada sembilan bulan 2014 atau meningkat 11,5% dibanding periode yang sama pada 2013.
Pertumbuhan penjualan terutama didukung oleh pertumbuhan volume dan kenaikan harga yang dilakukan pada akhir triwulan I/2014. Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, sepanjang sembilan bulan 2014 produk internal Kalbe tumbuh cukup baik didorong oleh pemasaran yang aktif dan penetrasi distribusi. ”Namun, produk pihak ketiga pada Divisi Distribusi & Logistik tetap mengalami pertumbuhan yang lebih rendah,” ungkap dia dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Perseroan, lanjut dia, akan tetap konsisten pada strategi pengembangan portofolio produk, sekaligus mendorong inovasi untuk memperkuat posisi di masa depan. Tahun ini perseroan tetap mempertahankan target pertumbuhan penjualan 11-13%. Target yang lebih rendah dari perkiraan semula ini terkait dengan melemahnya pertumbuhan penjualan produk non-Kalbe. Di mana, margin laba usaha ditargetkan stabil pada kisaran 16-17%. Sepanjang sembilan bulan pertama perseroan membukukan laba bersih Rp1,49 triliun atau Rp32 per saham.
Pencapaian itu sebesar 8,76% bila dibandingkan dengan laba bersih pada Kuartal III/2013 sebesar Rp1,37 triliun atau Rp29 per saham. Dia menyampaikan, pertumbuhan laba bersih yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan disebabkan menurunnya marjin laba kotor dan kenaikan beban bunga dan keuangan.
”Serta, biaya rupa-rupa,” kata dia. Analis DBS Vickers Securities Indonesia, Maynard Arif, yakin Kalbe dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan di kisaran 11-13%, mengingat secara historis kuartal IV kerap memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perseroan.
Saat ini ada beberapa isu jangka pendek yang harus diperhatikan perseroan, seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta kenaikan harga BBM. ”Kami berharap, Kalbe mendapatkan keuntungan dari belanja kesehatan yang lebih tinggi,” pungkas dia.
Hermansah
Pertumbuhan penjualan terutama didukung oleh pertumbuhan volume dan kenaikan harga yang dilakukan pada akhir triwulan I/2014. Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, sepanjang sembilan bulan 2014 produk internal Kalbe tumbuh cukup baik didorong oleh pemasaran yang aktif dan penetrasi distribusi. ”Namun, produk pihak ketiga pada Divisi Distribusi & Logistik tetap mengalami pertumbuhan yang lebih rendah,” ungkap dia dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Perseroan, lanjut dia, akan tetap konsisten pada strategi pengembangan portofolio produk, sekaligus mendorong inovasi untuk memperkuat posisi di masa depan. Tahun ini perseroan tetap mempertahankan target pertumbuhan penjualan 11-13%. Target yang lebih rendah dari perkiraan semula ini terkait dengan melemahnya pertumbuhan penjualan produk non-Kalbe. Di mana, margin laba usaha ditargetkan stabil pada kisaran 16-17%. Sepanjang sembilan bulan pertama perseroan membukukan laba bersih Rp1,49 triliun atau Rp32 per saham.
Pencapaian itu sebesar 8,76% bila dibandingkan dengan laba bersih pada Kuartal III/2013 sebesar Rp1,37 triliun atau Rp29 per saham. Dia menyampaikan, pertumbuhan laba bersih yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan disebabkan menurunnya marjin laba kotor dan kenaikan beban bunga dan keuangan.
”Serta, biaya rupa-rupa,” kata dia. Analis DBS Vickers Securities Indonesia, Maynard Arif, yakin Kalbe dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan di kisaran 11-13%, mengingat secara historis kuartal IV kerap memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perseroan.
Saat ini ada beberapa isu jangka pendek yang harus diperhatikan perseroan, seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta kenaikan harga BBM. ”Kami berharap, Kalbe mendapatkan keuntungan dari belanja kesehatan yang lebih tinggi,” pungkas dia.
Hermansah
(ars)