Harga Yakult Siap Naik Ikuti BBM
A
A
A
MOJOKERTO - PT Yakult Indonesia Persada menegaskan akan menyesuaikan harga pada produk andalannya untuk menutupi beban pengeluaran terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Hal tersebut disampaikan Managing Director sekaligus Direktur Keuangan PT Yakult Indonesia Persada, Indra Tjahjono.
"Pada 2015, kami akan menaikkan harga jual. Tapi kami tidak akan menaikkan besar. Sebagaimana filosofi Yakult minuman dibeli dengan harga terjangkau," kata Managing Director Yakult Indra Tjahjono di Mojokerto, Kamis (6/11/2014).
Namun, pihaknya tidak bisa menyebutkan berapa besaran kenaikan yang akan dilakukannya. Meski demikian, kenaikan harga ini juga berkaitan dengan rencana peningkatan upah minimum provinsi (UMP).
"Itu yang menjadi beban sebetulnya, jadi sedang kita pikirkan karena kenaikan ini," ujarnya.
Di samping itu, hal lain yang membuat perusahaannya yakin untuk menaikan harga produk adalah faktor depresiasi rupiah.
Hal itu dikarenakan sebagain besar bahan baku Yakult masih diperoleh melalui impor. Misalnya untuk susu skim yang terdapat pada campuran Yakult.
"Di Indonesia belum ada suplier yang memproduksinya sesuai yang kami perlukan, jadi kami impor dari luar," tandas Indra.
Hal tersebut disampaikan Managing Director sekaligus Direktur Keuangan PT Yakult Indonesia Persada, Indra Tjahjono.
"Pada 2015, kami akan menaikkan harga jual. Tapi kami tidak akan menaikkan besar. Sebagaimana filosofi Yakult minuman dibeli dengan harga terjangkau," kata Managing Director Yakult Indra Tjahjono di Mojokerto, Kamis (6/11/2014).
Namun, pihaknya tidak bisa menyebutkan berapa besaran kenaikan yang akan dilakukannya. Meski demikian, kenaikan harga ini juga berkaitan dengan rencana peningkatan upah minimum provinsi (UMP).
"Itu yang menjadi beban sebetulnya, jadi sedang kita pikirkan karena kenaikan ini," ujarnya.
Di samping itu, hal lain yang membuat perusahaannya yakin untuk menaikan harga produk adalah faktor depresiasi rupiah.
Hal itu dikarenakan sebagain besar bahan baku Yakult masih diperoleh melalui impor. Misalnya untuk susu skim yang terdapat pada campuran Yakult.
"Di Indonesia belum ada suplier yang memproduksinya sesuai yang kami perlukan, jadi kami impor dari luar," tandas Indra.
(izz)