Maskapai Kekurangan Pilot
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pendidikan Penerbangan Indonesia (APPI) meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menjembatani kebutuhan pilot oleh maskapai penerbangan.
Karena selama ini ketersediaan jumlah penerbang jauh lebih sedikit dibandingkan kebutuhan industri penerbangan. Ketua Umum APPI Soenaryo mengatakan pemerintah seharusnya bisa memberikan solusi terhadap permasalahan kurangnya sumber daya penerbangan saat ini. Tumbuhnya industri penerbangan di Tanah Air tidak diimbangi dengan kapasitas jumlah penerbang.
“Kita minta pemerintah menjembatani kebutuhan pilot oleh maskapai dan ketersediaannya di sekolah penerbangan,” kata Soenaryo di Jakarta, kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah bisa menjadi penghubung antara maskapai penerbangan dan sekolah pilot melalui lembaga keuangan. Pasalnya, permasalahan kurangnya tenaga pilot karena mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Rata-rata biaya pendidikan pilot mencapai Rp700 juta.
“Pemerintah bisa menjadi penghubung, dengan dibantu bank, memberikan pinjaman pendanaan pendidikan bagi calon pilot. Sehingga, gajinya bisa dipotong setelah masa kerja nanti, yang penting lembaga keuangan tersebut harus mempunyai payung hukumnya,” tegasnya. Komisaris Indonesia International Flight Academy (IIFA) Omar Slamet mengatakan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik, jumlah penerbang pun juga mendorong industri penerbangan di wilayah tersebut.
“Dalam 10 tahun ke depan Asia Pasifik butuh 250.000 pilot. Sementara pangsa pasar industri penerbangan di dunia mencapai 40%, namun hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah pilot,” kata Omar. Lebih lanjut dia menyampaikan, di Indonesia, dari beberapa sekolah penerbangan tiap tahun hanya mempunyai kapasitas siswa penerbang sebanyak 400 orang. Padahal, permintaan dari industri penerbangan nasional melonjak hingga dua kali lipat.
“Kapasitasnya hanya 400 pilot, tapi demand nya hingga dua kali lipat. Jadi, pilot dari luar negeri didatangkan. Sementara, ada batasan dari Kemenhub dengan syarat 250 jam penerbangan on time ,” katanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah pilot yaitu dengan mendirikan sekolah pilot. IIFA didirikan sejak tahun lalu dan mempunyai base di Sumenep, Jawa Timur.
Ichsan amin
Karena selama ini ketersediaan jumlah penerbang jauh lebih sedikit dibandingkan kebutuhan industri penerbangan. Ketua Umum APPI Soenaryo mengatakan pemerintah seharusnya bisa memberikan solusi terhadap permasalahan kurangnya sumber daya penerbangan saat ini. Tumbuhnya industri penerbangan di Tanah Air tidak diimbangi dengan kapasitas jumlah penerbang.
“Kita minta pemerintah menjembatani kebutuhan pilot oleh maskapai dan ketersediaannya di sekolah penerbangan,” kata Soenaryo di Jakarta, kemarin. Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah bisa menjadi penghubung antara maskapai penerbangan dan sekolah pilot melalui lembaga keuangan. Pasalnya, permasalahan kurangnya tenaga pilot karena mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Rata-rata biaya pendidikan pilot mencapai Rp700 juta.
“Pemerintah bisa menjadi penghubung, dengan dibantu bank, memberikan pinjaman pendanaan pendidikan bagi calon pilot. Sehingga, gajinya bisa dipotong setelah masa kerja nanti, yang penting lembaga keuangan tersebut harus mempunyai payung hukumnya,” tegasnya. Komisaris Indonesia International Flight Academy (IIFA) Omar Slamet mengatakan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik, jumlah penerbang pun juga mendorong industri penerbangan di wilayah tersebut.
“Dalam 10 tahun ke depan Asia Pasifik butuh 250.000 pilot. Sementara pangsa pasar industri penerbangan di dunia mencapai 40%, namun hal ini tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah pilot,” kata Omar. Lebih lanjut dia menyampaikan, di Indonesia, dari beberapa sekolah penerbangan tiap tahun hanya mempunyai kapasitas siswa penerbang sebanyak 400 orang. Padahal, permintaan dari industri penerbangan nasional melonjak hingga dua kali lipat.
“Kapasitasnya hanya 400 pilot, tapi demand nya hingga dua kali lipat. Jadi, pilot dari luar negeri didatangkan. Sementara, ada batasan dari Kemenhub dengan syarat 250 jam penerbangan on time ,” katanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah pilot yaitu dengan mendirikan sekolah pilot. IIFA didirikan sejak tahun lalu dan mempunyai base di Sumenep, Jawa Timur.
Ichsan amin
(ars)