Indonesia Butuh 460 Waduk
A
A
A
JAKARTA - Indonesia membutuhkan 460 waduk setara waduk Jatiluhur dalam pemanfaatan sumber air.
Mengacu pada data 2012, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, daya tampung air yang ada saat ini hanya mencapai 54 meter kubik per kapita per tahun atau jauh dari kebutuhan ideal 1.975 meter kubik per kapita per tahun.
“Itu berarti kita membutuhkan 460 waduk untuk memenuhi angka 1.975 meter kubik per kapita per tahun atau mencapai kebutuhan ideal. Sementara, proyek-proyek pembangunan waduk itu rata-rata lima hingga enam waduk per tahunnya,” kata Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, saat ini untuk membangun satu waduk dibutuhkan anggaran sekitar Rp5-6 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah berencana melibatkan BUMN dalam pembangunan waduk melalui skema bantuan berupa jaminan dari pemerintah. Hal itu dilakukan mengingat keterbatasan anggaran pemerintah. “Kalau di China, waduk itu dibangun oleh pemerintah, sebesar apa pun anggarannya. Namun kalau di Indonesia, tidak bisa demikian. Makanya, pemerintah harus bisa memanfaatkan BUMN,” ujar dia.
Pelibatan BUMN mengingat proyek-proyek untuk pembangunan waduk kurang diminati swasta. Sementara jika pemerintah mengucurkan anggaran untuk pembangunan waduk, dibutuhkan anggaran yang besar dan bersifat multiyears . “Hambatan lain dalam proyek multiyears biasanya terletak pada faktor politik. Ini proyek jangka panjang dengan jaminan dari pemerintah. Contohnya di proyek tol Sumatera, saya kira untuk membangun waduk bisa dilakukan seperti apa yang terjadi dalam konsep proyek tol Sumatera,” jelasnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) Basuki Hadimuljono mengatakan, makin banyak waduk yang dibangun semakin baik untuk cadangan air untuk mengatasi kekeringan. “Waduk harus terus dibangun mengingat daya tampung air kita masih lebih besar yang terbuang ke laut. Saya ditargetkan minimal bangun lima waduk per tahun, dengan anggaran dari APBN,” ucap dia.
Dia menjelaskan lima waduk yang ditender tersebut antara lain di Aceh, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Kelima waduk tersebut ditargetkan bisa di groundbreaking pada Januari 2015. Selanjutnya, pada 2015 pemerintah akan kembali menargetkan pembangunan enam bendungan.
“Waduk dan bendungan tersebut menjadi program prioritas. Sehingga, akan menjadi program utama di Kementerian PU-PERA dengan total anggaran seluruhnya, lima waduk dan enam bendungan, mencapai Rp8,2 triliun,” katanya.
Ichsan amin
Mengacu pada data 2012, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan, daya tampung air yang ada saat ini hanya mencapai 54 meter kubik per kapita per tahun atau jauh dari kebutuhan ideal 1.975 meter kubik per kapita per tahun.
“Itu berarti kita membutuhkan 460 waduk untuk memenuhi angka 1.975 meter kubik per kapita per tahun atau mencapai kebutuhan ideal. Sementara, proyek-proyek pembangunan waduk itu rata-rata lima hingga enam waduk per tahunnya,” kata Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Supriadi Priatna di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, saat ini untuk membangun satu waduk dibutuhkan anggaran sekitar Rp5-6 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah berencana melibatkan BUMN dalam pembangunan waduk melalui skema bantuan berupa jaminan dari pemerintah. Hal itu dilakukan mengingat keterbatasan anggaran pemerintah. “Kalau di China, waduk itu dibangun oleh pemerintah, sebesar apa pun anggarannya. Namun kalau di Indonesia, tidak bisa demikian. Makanya, pemerintah harus bisa memanfaatkan BUMN,” ujar dia.
Pelibatan BUMN mengingat proyek-proyek untuk pembangunan waduk kurang diminati swasta. Sementara jika pemerintah mengucurkan anggaran untuk pembangunan waduk, dibutuhkan anggaran yang besar dan bersifat multiyears . “Hambatan lain dalam proyek multiyears biasanya terletak pada faktor politik. Ini proyek jangka panjang dengan jaminan dari pemerintah. Contohnya di proyek tol Sumatera, saya kira untuk membangun waduk bisa dilakukan seperti apa yang terjadi dalam konsep proyek tol Sumatera,” jelasnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) Basuki Hadimuljono mengatakan, makin banyak waduk yang dibangun semakin baik untuk cadangan air untuk mengatasi kekeringan. “Waduk harus terus dibangun mengingat daya tampung air kita masih lebih besar yang terbuang ke laut. Saya ditargetkan minimal bangun lima waduk per tahun, dengan anggaran dari APBN,” ucap dia.
Dia menjelaskan lima waduk yang ditender tersebut antara lain di Aceh, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Kelima waduk tersebut ditargetkan bisa di groundbreaking pada Januari 2015. Selanjutnya, pada 2015 pemerintah akan kembali menargetkan pembangunan enam bendungan.
“Waduk dan bendungan tersebut menjadi program prioritas. Sehingga, akan menjadi program utama di Kementerian PU-PERA dengan total anggaran seluruhnya, lima waduk dan enam bendungan, mencapai Rp8,2 triliun,” katanya.
Ichsan amin
(ars)