Norwegia Lirik Investasi di Mamuju

Rabu, 12 November 2014 - 16:04 WIB
Norwegia Lirik Investasi...
Norwegia Lirik Investasi di Mamuju
A A A
MAMUJU - Direktur Yayasan Karampuang, Ari Aditya Yudistira mengatakan, Norwegia melirik berinvestasi di Kabupaten Mamuju karena memiliki sumber daya alam (SDA) berlimpah.

SDA yang dimiliki Mamuju tidak hanya sektor pertanian seperti kakao. Tetapi juga sektor perikanan.

Menurutnya, Duta Besa Norwegia Stig Traavik menilai potensi yang dimiliki Sulawesi Barat bakal menjadi referensi tersendiri dalam hal peluang investasi.

Program investasi di daerah menurut Traavik diyakini mampu memberi lompatan maupun percepatan dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

Apalagi, jika hal itu dibarengi dengan komitmen kuat untuk tetap memerhatikan ciri khas kearifan lokal wilayah.

Bahkan, dalam waktu dekat, kedutaan Norwegia akan berkunjung ke Mamuju dan ingin mendengarkan langsung kemungkinan kerja sama yang bisa dijajaki dengan Pemkab Mamuju.

"Dalam waktu dekat, pihak kedutaan akan datang ke Mamuju. Stig ingin mendengarkan kemungkinan kerja sama yang akan dibangun," ujar Aditia di Mamuju, Rabu (12/11/2014).

Bupati Mamuju Suhardi Duka merespon baik rencana kedatangan kedutaan Norwegia ke Mamuju. Dia mengatakan, potensi yang dimiliki Mamuju saat ini banyak dilirik sejumlah investor.

Apalagi, di sektor kelautan, Mamuju memiliki panjang pantai sekitar 300 km. Meski demikian, Bupati dua periode ini mengakui bahwa sampai saat ini tingkat kesejahteraan nelayan belum maksimal karena keterbatasan anggaran.

Sehingga, untuk mendorong peningkatan kesejahteraan para nelayan, Pemkab membuka peluang khususnya kepada Norwegia jika ingin berinvestasi dibidang ini.

"Kami bisa membukakan peluang tersebut. Kami akan memberikan kemudahan dalam investasi," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, tidak hanya membahas program investasi dibidang kelautan, tapi program investasi kakao juga sempat diperbicangkan serius.

Sebab, Norwegia merupakan salah satu negara yang cukup tinggi tingkat konsumsinya terhadap cokelat.

Hanya saja, dalam menanggapi hal itu, Suhardi berharap ke depannya agar program kakao tak lagi menggunakan kebijakan sentralistik.

Apalagi, setiap wilayah punya karakteristik yang berbeda-beda. Termasuk ketersediaan sumber daya pada tiap-tiap daerah.

"Ini yang keliru selama ini. Makanya ke depan kami berharap agar kebijakan itu benar-benar punya kekuatan untuk mengangkat derajat ekonomi kaum petani," tandas Suhardi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)