OJK Incar Kelas Menengah Jadi Investor

Kamis, 13 November 2014 - 10:01 WIB
OJK Incar Kelas Menengah...
OJK Incar Kelas Menengah Jadi Investor
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengincar masyarakat kelas menengah Indonesia untuk berinvestasi di sektor jasa keuangan, khususnya pasar modal.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, masyarakat kelas menengah Indonesia sering diidentifikasi sebagai consumer-state people, atau kelompok masyarakat yang lebih konsumtif dalam pemenuhan gaya hidupnya, termasuk dalam hal pilihan investasinya.

“Mereka memiliki demand yang cukup besar akan kebutuhan berinvestasi, namun di sisi lain mereka masih memiliki pengetahuan yang minim mengenai bagaimana berinvestasi di sektor jasa keuangan, khususnya di pasar modal. Sebagian besar masyarakat kelas menengah kita masih memiliki pandangan yang konvensional dalam hal menginvestasikan kelebihan dananya, yaitu melalui tabungan di bank,” kata dia saat acara Gerakan Nasional Cinta (Genta) Pasar Modal yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, kemarin.

Muliaman mengungkapkan, masih kecilnya jumlah masyarakat kelas menengah yang berinvestasi di pasar modal Indonesia juga terefleksi dari masih kecilnya jumlah investor yang tercatat di pasar modal dibandingkan dengan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia. Studi Bank Dunia (2012) menyebutkan, masyarakat kelas menengah Indonesia pada 2012 mencapai 56,5% dari total 237 juta penduduk.

Jika pada 2003 jumlah masyarakat yang masuk dalam kategori kelas menengah mencapai 81 juta jiwa, pada 2012 jumlahnya sudah berkembang menjadi 134 juta jiwa atau tumbuh sebesar 65% hanya dalam waktu sembilan tahun. Sementara itu, ungkap Muliaman, dalam lingkup yang lebih kecil, kelompok pelajar dan mahasiswa juga merupakan calon investor potensial, karena nantinya mereka diharapkan juga akan menjadi bagian dari kelompok masyarakat kelas menengah baru.

“Melihat kenyataan bahwa tingkat literasi mereka terhadap pasar modal Indonesia yang masih sangat kecil, OJK harus membekali mereka dengan pengetahuan mengenai keuangan khususnya pasar modal sejak dini, sehingga budaya menabung dan berinvestasi akan menjadi kebiasaan yang terus melekat dalam kehidupan sehari-hari,” paparnya.

Muliaman melanjutkan, untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal, OJK akan menerapkan strategi dengan terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai industri jasa keuangan kepada masyarakat, khususnya masyarakat kelas menengah Indonesia serta kalangan pelajar dan mahasiswa. Masyarakat perlu diinformasikan pentingnya berinvestasi dalam rangka menjamin kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Dia mengungkapkan, upaya edukasi dan sosialisasi ini perlu dibarengi dengan upaya pendalaman pasar melalui perluasan variasi produk yang ditawarkan di pasar modal Indonesia, baik produk pasar modal konvensional maupun produk pasar modal syariah, dan meningkatkan kemudahan akses atas produk-produk pasar modal tersebut. “Ini menjadi penting, supaya masyarakat memiliki banyak alternatif pilihan investasi yang menarik dan aksesnya mudah dijangkau,” jelasnya.

Pada kesempatan sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan pasar modal di Indonesia dikuasai investor lokal. Menurut dia, saat ini kepemilikan nilai saham investor domestik sebesar 40%, sehingga nilainya yang dimiliki investor asing sebesar 60%. “Itu berarti setiap keuntungan yang didapat akan lebih banyak lari keluar. Tapi itulah ciri pasar modal banyak spekulasi,” kata Wapres.

Dua manfaat besar pasar modal, lanjutnya, adalah memberikan manfaat kepada pengusaha mendapatkan modal tanpa perlu membayar bunga dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki perusahaan besar walaupun dengan nilai yang sangat kecil.

Arsy ani s
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0703 seconds (0.1#10.140)