WTI Lanjutkan Penurunan Terendah dalam Tiga Tahun
A
A
A
MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan penurunan ke level terendah dalam tiga tahun di tengah spekulasi produsen dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) enggan memangkas produksi untuk mengurangi kekhawatiran pasokan melampaui permintaan.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/11/2014), kontrak berjangka (futures) turun 0,4% di New York. Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC tetap berkomitmen untuk mencari harga minyak yang stabil.
Menteri Perminyakan Kuwait Ali Al-Omair mengatakan, OPEC menegaskan tidak akan mengurangi produksi kolektif dalam pertemuan di Wina pada 27 November 2014 mendatang.
Minyak jatuh ke tren bearish bulan lalu karena meningkatnya kegiatan pengeboran, sehingga mengangkat produksi minyak AS ke laju tercepat dalam tiga dekade di tengah melambatnya permintaan global.
Anggota OPEC, yakni Arab Saudi dan Kuwait menolak memangkas produksi. Sementara Libya, Venezuela dan Ekuador meminta langkah untuk mencegah harga terus terkoreksi.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember turun 32 sen menjadi USD76,86 per barel dan berada di USD76,96 pada pukul 10.44 siang waktu Sydney.
Kontrak kemarin turun 76 sen menjadi USD77,18 per barel, penutupan terendah sejak Oktober 2011. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 64% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 22% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchangeu untuk pengiriman Desember yang berakhir hari ini terkoreksi USD1,29 atau 1,6% ke USD80,38 per barel kemarin, penutupan terendah sejak September 2010.
Kontrak Januari turun 1,5% menjadi USD81,12. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,20.
Survei Bloomberg sebelum laporan pemerintah hari ini memperkirakan, persediaan minyak di AS sebagai konsumen minyak mentah terbesar di dunia bertambah 1,1 juta barel pada pekan lalu.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/11/2014), kontrak berjangka (futures) turun 0,4% di New York. Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC tetap berkomitmen untuk mencari harga minyak yang stabil.
Menteri Perminyakan Kuwait Ali Al-Omair mengatakan, OPEC menegaskan tidak akan mengurangi produksi kolektif dalam pertemuan di Wina pada 27 November 2014 mendatang.
Minyak jatuh ke tren bearish bulan lalu karena meningkatnya kegiatan pengeboran, sehingga mengangkat produksi minyak AS ke laju tercepat dalam tiga dekade di tengah melambatnya permintaan global.
Anggota OPEC, yakni Arab Saudi dan Kuwait menolak memangkas produksi. Sementara Libya, Venezuela dan Ekuador meminta langkah untuk mencegah harga terus terkoreksi.
WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember turun 32 sen menjadi USD76,86 per barel dan berada di USD76,96 pada pukul 10.44 siang waktu Sydney.
Kontrak kemarin turun 76 sen menjadi USD77,18 per barel, penutupan terendah sejak Oktober 2011. Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 64% di bawah rata-rata 100-hari. Harga telah turun 22% sepanjang tahun ini.
Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchangeu untuk pengiriman Desember yang berakhir hari ini terkoreksi USD1,29 atau 1,6% ke USD80,38 per barel kemarin, penutupan terendah sejak September 2010.
Kontrak Januari turun 1,5% menjadi USD81,12. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI sebesar USD3,20.
Survei Bloomberg sebelum laporan pemerintah hari ini memperkirakan, persediaan minyak di AS sebagai konsumen minyak mentah terbesar di dunia bertambah 1,1 juta barel pada pekan lalu.
(rna)